kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Skor PISA Indonesia makin menurun, fokus pemerintah pada SDM makin genting


Kamis, 05 Desember 2019 / 11:41 WIB
Skor PISA Indonesia makin menurun, fokus pemerintah pada SDM makin genting
ILUSTRASI. OECD Ministerial Meeting 2019


Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) baru-baru ini merilis hasil survei The Programme for International Student Assessment (PISA) edisi 2018.

Penilaian PISA berfokus pada performa akademis siswa berusia 15 tahun di setiap negara, dinilai dari kemahiran dalam membaca, matematika, sains dan domain yang inovatif. Tujuan penilaian adalah menguji dan membandingkan prestasi siswa sekolah di seluruh dunia, sekaligus menjadi bahan evaluasi metode pendidikan yang diterapkan oleh negara-negara di dunia. 

Berdasarkan survei yang baru dirilis tersebut, skor PISA Indonesia mengalami penurunan dibandingkan dengan hasil terakhir pada tiga tahun lalu di 2015.

Skor rata-rata pada aspek membaca (reading) turun dari 397 menjadi 371. Begitu juga dengan skor pada aspek matematika turun dari 386 ke 379, serta skor pada aspek sains (science) yang turun dari 403 menjadi 396. 

Baca Juga: Duh, OECD Memprediksi Ekonomi Indonesia 2020 Bakal Tumbuh Lebih Lambat

Tak hanya itu, skor PISA Indonesia juga masih berada jauh di bawah rata-rata skor PISA yang diraih negara-negara anggota OECD. Pada aspek membaca skor rata-rata OECD mencapai 487, aspek matematika maupun sains mencapai skor 489. 

OECD mencatat, Indonesia telah berpartisipasi dalam survei PISA sejak 2001. Namun, performa skor pada bidang sains tidak menunjukkan kemajuan yang signifikan atau datar saja. Lebih disayangkan lagi, pada aspek membaca dan matematika garifk performa skor PISA Indonesia yang sempat naik, justru bergerak menurun. 

“Performa skor membaca Indonesia kembali jatuh ke levelnya pada 2001 lalu (371) setelah mengalami titik skor tertinggi pada 2009. Sementara skor matematika relatif stagnan sejak 2009,” tutur OECD dalam laporannya. 

Hanya saja, OECD mengapresiasi tingkat partisipasi pendidikan di Indonesia yang mengalami kemajuan cukup pesat. Pada 2001 lalu, OECD hanya dapat menyurvei sekitar 46% dari anak berusia 15 tahun. Pada tahun lalu, survei telah dilakukan terhadap 85% anak berusia 15 tahun. 

Dengan tingkat pertumbuhan partisipasi pendidikan yang tinggi tersebut, Indonesia juga harus diimbangn dengan menjaga standar kualitas pendidikan. 

Pasalnya, jumlah partisipasi yang bertambah banyak namun tak diimbangi dengan peningkatan kualitas berimbas pada capaian rata-rata skor PISA yang semakin menurun di tahun-tahun selanjutnya. 

“Karena kasus yang sering terjadi, performa anak-anak yang baru masuk ke sistem sekolah lebih lemah daripada mereka yang sudah ada dalam sistem. Jika tidak ada perbaikan dalam sistem pendidikan, dimasukkannya lebih banyak siswa hanya akan menurunkan kinerja rata-rata dan distribusi kinerja skor PISA Indonesia," terang OECD. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×