Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi negatif di Indonesia tampaknya akan menjadi kenyataan pada kuartal II tahun 2020 ini.
Pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi negatif pada kuartal II tahun ini yang tinggal tersisa beberapa hari, sebesar -3,1%. Angka pertumbuhan ekonomi negatif ini lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi awal dengan skenario terburuk yakni pertumbuhan minus 0,4% ataupun minus 2,6%
Pertumbuhan ekonomi negatif ini terburuk dalam sejarah Indonesia semenjak krisis ekonomi 1998 silam. Sebagai catatan saat krisis ekonomi 1998 pertumbuhan ekomomi Indonesa sempat terpuruk karena mengalami pertumbuhan ekonomi negatif hingga minus 13,13%.
Karena itulah Pemerintah menyadari saat ini harus bekerja ekstra keras agar ekonomi sepanjang tahun ini tidak mengalami pertumbuhan ekonomi negatif bahkan resesi.
Saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia bergantung pada efektivitas penanganan pandemi Covid-19 agar tidak terus bertahan di level pertumbuhan ekonomi negatif.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meramal, pertumbuhan ekonomi negatif pada kuartal II-2020 sebesar -3,1%.
Menurut Menkeu, kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memberi tekanan sehingga terjadi pertumbuhan ekonomi negatif di dalam negeri pada April dan berlanjut makin parah pada Mei 2020.
Namun Menkeu optimistis pertumbuhan ekonomi negatif tidak terjadi lagi kuartal III-2020 ekonomi Indonesia bisa menuju level 0%, dan kembali kembali positif pada kuartal IV 2020.
"Kami menjaga agar ekonomi di tahun ini tidak mengalami resesi karena ada pemulihan di kuartal III dan IV. Saat ini kami masih menggunakan proyeksi (pertumbuhan ekonomi) minus 0,4% sampai 2,3% di tahun ini," kata Sri Mulyani, Selasa (16/6).
Dengan realisasi pertumbuhan kuartal I-2020 sebesar 2,97%, lalu pertumbuhan ekonomi negatif sebesar -3,1% kuartal II-2020 dan pertumbuhan ekonomi stagnan 0% di kuartal III-2020 , maka pemerintah setidaknya harus mengejar pertumbuhan ekonomi 2,43% pada kuartal IV agar pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun bisa berada di level 2,3%.
SELANJUTNYA>>>
Salah satu andalan pemerintah untuk menghindari pertumbuhan ekonomi negatif hingga sepanjang tahun, adalah program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dengan anggaran mencapai Rp 695,2 triliun. Walaupun realisasi sampai dengan bulan Mei 2020 masih minim.
Staf Khusus Menkeu Bidang Kebijakan Fiskal dan Makro Ekonomi Masyita Crystallin menabahkan sektor usaha yang sebelumnya menyumbang pertumbuhan ekonomi negatif seperti perdagangan, pariwisata, dan transportasi akan kembali pulih seiring dengan hidupnya kembali aktivitas ekonomi.
"Selain itu, juga sektor yang berhubungan dengan internet," kata Masyita kepada KONTAN, Rabu (17/6).
Di sisi lain, pemerintah akan mempercepat penyaluran bantuan sosial untuk mengungkit kembali konsumsi masyarakat guna mencegah berlangsungnya pertumbuhan ekonom negatif. Sebab, dari total anggaran perlindungan sosial sebesar Rp 203,09 triliun, baru 28,63% yang terealisasi.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mewanti-wanti bahwa Indonesia belum aman dari pertumbuhan ekonomi negatif karena ada risiko gelombang kedua Covid-19 di China karena bisa mengancam mitra dagangnya, termasuk Indonesia.
Proyeksi Andry, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini hanya sebesar 0,2%, dengan pertumbuhan ekonomi negatif di kuartal II, lalu pada kuartal III-2020 proyeksi pertumbuhan ekonomi masih negatif 0,19%, dan kuartal IV-2020 baru mengalami pertumbuhan ekonomi positif 1,62%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News