Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Mahkamah Agung (MA) Hatta Ali telah melantik Deputi Gubernur Senior (DGS) Bank Indonesia (BI) yang baru Destry Damayanti, Rabu (7/8). Destry menjadi DGS BI periode 2019-2024.
Setelah selesai dilantik, kepada awak media, Destry membeberkan sejumlah program andalannya salah satunya adalah policy mix yakni progam yang tidak hanya mengandalkan instrumen moneter tapi juga mengombinasikannya dengan instrumen makroprudensial.
Baca Juga: Destry Damayanti sah menjabat deputi gubernur senior Bank Indonesia
Selain itu, Destry juga memberikan perhatian besar terhadap digital payment. Ia mendorong agar BI dapat menciptakan sistem pembayaran yang efisien, user friendly. Serta sejumlah program andalan lainnya tengah siap dijalankan Destry saat menduduki kursi DGS BI.
Untuk lebih lengkapnya simak dialog lengkap Destry.
Tanya; Apa langkah Anda setelah resmi sebagai DGS BI?
Jawab: Karena rapat pertama saya adalah nanti malam dan apapun nanti yang akan jadi, tentunya saya mempunyai komitmen yang tinggi untuk menjaga tugas dan fungsi BI sesuai dengan Undang-Undang (UU) yang ada, itu yang secara garis besar apa yang akan saya lakukan nanti di BI.
Dan memang pada saat saya melakukan fit and proper saya punya area strategis yang memang sekarang ini juga sudah prioritas dari BI itu sendiri.
Baca Juga: Begini cara BCA menyiapkan Bank Royal untuk bersaing dengan fintech lending
Pertama kita bicara policy mix, saya rasa itu merupakan salah satu terobosan dari bank sentral yang ada di dunia, dan ini nampaknya akan ada beberapa bank sentral yang mengikuti policy mix yang diberlakukan Bank Indonesia (BI).
Jadi tidak hanya mengandalkan instrumen moneter tetapi juga dengan mengkombinasikan dengan instrumen makroprudensial.
Kedua, stabilitas sistem atau sektor keuangan hanya akan tercapai kalau kita punya marketnya dalam. Ini tantangan buat kita karena sektor keuangan kita ini masih dangkal, sehingga ada gejolak sedikit ada goyangan kita jadi ikut goyang.
Nah ini yang menjadi pekerjaan rumah sebenarnya bagi BI ataupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan pemerintah lainnya.
Fokus yang ketiga, sekarang jadi perhatian itu terkait dengan masalah digital payment. Ini juga jadi pekerjaan rumah buat BI. Bagaimana BI bisa ciptakan sistem pembayaran yang efisien, user friendly tapi juga tentunya akan melindungi konsumen.
Baca Juga: Terpilih jadi deputi gubernur senior BI, ini harapan DPR terhadap Destry Damayanti
Keempat, ada kaitannya dengan ekonomi syariah karena kita juga punya potensi yang luar biasa besar sebenarnya tapi memang itu belum digarap. Saya melihat mungkin produk berbasis syariah masih sangat terbatas.
Nah ini jadi tantangan bagaimana menciptakan produk-produk di instrumen keuangan syariah yang bisa lebih dikenal oleh para nasabah. Selain itu produk halal juga bisa kita tingkatkan sehingga kontribusi dari ekonomi dan keuangan syariah kita bisa meningkat.
Terakhir, soal sinergi. BI tidak mungkin bisa bekerja sendiri sebagus apapun kebijakan moneter atau makro prudensial tapi kalau tidak didukung dengan lembaga atau dengan otoritas yang lain nampaknya tidak akan efektif.
Oleh karena itu diperlukan sinergi, kordinasi antara BI dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pemerintah, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan lembaga lain.
Selain itu, lembaga penjamin simpanan juga penting karena kita bicara resolusi bank itu juga bicara ke arah sana. Itulah yang akan jadi konsen saya,
Baca Juga: Mirza Adityaswara melepas jabatan Deputi Gubernur Senior BI dengan kenangan manis
Tanya: Bagaimana outlook perekonomian ke depan?
Jawab: Perekonomian ke depan tidak mudah memang kita akan menghadapi beberapa tantangan dari global. Kita lihat perkembangan dalam satu minggu terakhir tidak menggembirakan. Perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China sampai sejauh ini masih menunjukkan ketidakpastian sehingga menimbulkan pelemahan ekonomi global
Tanya; Pengaruhnya perang dagang khurusnya currency war terhadap domestik seperti apa?
Jawab; Pengaruh global cukup berikan dampak ke emerging market dan domestik, jadi kita perlu mewaspadai dan terus memonitor bagaimana perkembangan yang terjadi di global. Di sisi lain, China tidak tinggal diam di mana mereka melakukan depresiasi yang terjadi di mata uang Yuan terhadap dolar AS cukup signifikan dan patut diwaspadai.