Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
Tanya: Bagaimana siasat menggenjot pertumbuhan ekonomi?
Jawab: Dari domestik per kuartal II-2019 cukup solid walaupun sedikit melambat dibandingkan kuartal I-2019, masih tumbuh 5,05% mendekati 5,1%.
Kalau dilihat dari komponen yang kontribusi pertumbuhan. Memang kita masih sangat andalkan konsumsi masyarakat yang juga tumbuh mendekati 5,2% hanya mungkin perlu mendorong investasi.
Harus fokus ke dua sektor tersebut. Maka dampaknya pertumbuhan ekonomi akan membaik. Kontribusi konsumsi dan investasi akan signifikan karena kedua sumbangkan 80% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Baca Juga: Prediksi Rupiah: Masih Ada Tiket Penguatan Rupiah
Sementara, dari sisi ekspor memang kita belum bisa berharap banyak karena terjadi penurunan daya beli global akibat perang dagang. Ekspor kita kemarin masih alami pertumbuhan negatif tersandung sentimen global.
Dengan perlambatan ekonomi China dan AS akan berikan dampak ke ekspor. Maklum dua negara tersebut merupakan major trading partner atau partner dagang utama kita.
Ke depan kami berharap pemerintah bersama dengan BI bisa lebih meningkatkan diversifikasi ekspor dan terhadap pertumbuhan di pasar yang sifatnya konvensional.
Tanya: Bagaimana caranya?
Jawab: Upaya yang akan dilakukan tidak hanya mengandalkan ekspor. Kita punya potensi di ekonomi domestik positif, beberapa waktu ke belakang disokong konsumsi masyarakat dan investasi sumbangkan cukup signifikan dalam perekonomian kita.
BI akan terus mempertahankan kebijakan moneter dan makroprudensial yang akomodatif, efektif, dan efisien sebab dengan adanya goncangan global pasti akan memengaruhi stabilitas sistem keuangan.
Saya rasa ini tantangan terbesar dari BI. Bagaimana bisa menjaga stabilitas sektor tersebut. Khsususnya kalau bicara nilai tukar rupiah. Terkadang di sisi domestik tidak ada sesuatu apapun, tapi di global ada suatu goncangan kita akan goncang juga.
Diharapkan kita dapat menjaga stabilitas makro. Tentu kita tidak perlu panik, market tidak perlu panik biasanya goncangan sifatnya sesaat. BI akan berada di pasar untuk mewaspadai pergerakan dan instabilitas yang terjadi di sektor keuangan.
Tanya: Siasat menjaga stabilitas keuangan?
Jawab: Dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan, BI akan berusaha mengoptimalkan kebijakan moneter dan makroprudensial berusaha membuka ruang khususnya berkaitan dengan likuiditas domestik juga. Sehingga akan memberikan ruang sektor tumbuh.
Baca Juga: Sinyal penurunan bunga The Fed masih menjadi energi bagi rupiah
Perbankan bisa menyalurkan kredit lagi khsususnya kredit yang sifatnya produktif dan kita mempunyai 46 KPW. Dengan kantor wilayah tersebut BI memiliki komitmen tinggi menjaga inflasi di daerah terkendali kita ada Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).