kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Sidarto: Penyadap Jokowi dari kelompok profesional


Senin, 24 Februari 2014 / 17:14 WIB
Sidarto: Penyadap Jokowi dari kelompok profesional
ILUSTRASI. Tumpukan batubara di stockpile PT Bukit Asam Tbk (PTBA) pada kawasan Izin Usaha Tambang Tanjung Enim, Sumatera Selatan.


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Sidarto Danusubroto menyebut penyadapan terhadap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi dilakukan oleh kelompok profesional.

"Itu betul-betul orang profesional yang pasang itu dan sekarang sudah dibersihkan juga oleh orang profesional," ujar Sidarto di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (24/2/2014).

Sidarto mengatakan, pihaknya menyimpulkan bahwa pelaku berasal dari kelompok profesional berdasarkan lokasi penyembunyian alat sadap dan cara pemasangannya. "Itu profesional. Saya sudah dengar dua bulan lalu dari Jokowi sendiri," katanya.

Ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat RI itu yakin motif penyadapan terhadap Jokowi terkait kepentingan politik. Jokowi, lanjutnya, dianggap sebagai kompetitor kuat dalam Pilpres 2014. Namun, Sidarto menilai janggal upaya penyadapan itu. Pasalnya, penyadapan seyogyanya hanya dilakukan terkait kepentingan nasional.

"Dia belum declare (capres) kok sudah disadap itu bagaimana. Penyadapan itu pada teroris, separatis, pemimpin gerakan, koruptor. Bukan pada orang-orang baik begitu dong," kata Sidarto.

Apakah ada indikasi pelaku penyadapan dilakukan intelijen negara? "Saya nggak mau komentar soal itu. Tapi itu dilakukan oleh profesional. Bukan beli lalu pasang, dari Glodok dipasang, nggak lah. Penyadapan ini keterlaluan, bukan omong kosong," jawab mantan ajudan Presiden pertama RI, Soekarno itu.

Sebelumnya, upaya penyadapan tersebut diungkap oleh PDI Perjuangan. Disebutkan, ditemukan tiga alat sadap di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta pada Oktober 2012. Belakangan, Jokowi membenarkan hal itu.

Alat sadap tersebut, kata pihak PDIP, dapat merekam suara dan gambar. Setelah tim pengawal Jokowi menemukan alat sadap ketika melakukan pembersihan dan renovasi di rumah dinas, lokasi alat sadap tersebut sempat diacak. Baru pada Desember 2012 semua alat sadap itu dimatikan.

Jokowi memilih tidak melaporkan temuan itu ke kepolisian lantaran tidak ada hal rahasia yang dibicarakannya bersama sang istri, Iriana, di rumah tersebut. Dia mengaku lebih banyak membicarakan tentang makanan. (Sabrina Asril)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×