Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usai Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan pasangan calon (paslon) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menjadi pemenang kontestasi pemilihan presiden-wakil presiden 2024, penjajakan koalisi politik pun makin gencar dilakukan.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai, membaca gerak politik Prabowo yang lebih banyak didominasi Jokowi, besar kemungkinan dalam penyusunan kabinet juga akan ikut atau bahkan didesain oleh Jokowi sendiri. Artinya koalisi besar menjadi konsen mereka.
Dengan situasi itu, bisa saja koalisi perubahan digiring masuk pemerintahan, meskipun tentu akan terjadi lobi politik di internal.
"Tapi, PKB dan Nasdem punya peluang untuk masuk jajaran kabinet ke depan," ujar Dedi saat dihubungi Kontan, Minggu (24/3).
Dedi berpendapat, oposisi justru terbilang akan minim. Harapan terbesar oposisi adalah PDIP dan PKS, meskipun kalah jumlah.
"Tetapi sejauh ini PKS cukup lantang sebagai oposisi, dan PDIP terbukti berani saat oposisi (pemerintahan) SBY, bisa saja PDIP akan kembali lantang di pemerintahan Prabowo mendatang," kata Dedi.
Baca Juga: Nasdem Bakal Dukung Hak Angket Hingga Kawal Sengketa Pilpres
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menerima kunjungan presiden terpilih Prabowo Subianto pada Jumat (22/3). Setelah pertemuan, Prabowo mengaku telah mengajak Nasdem untuk bergabung masuk ke koalisi pemerintahan baru.
"Saya selalu menawari, saya selalu mengajak," ujar Prabowo, Jumat (22/3).
Surya Paloh sempat buka suara ketika ditanya kemungkinan Nasdem bergabung ke pemerintahan baru setelah Oktober 2024. "Kita lihat perkembangan, itu fifty-fifty possibility nya," ujar Surya Paloh.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengatakan, sistem demokrasi bukan sistem yang mudah, apalagi bagi bangsa Indonesia yang memiliki jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dan memiliki luas wilayah hampir sama dengan Eropa Barat.
"Kita memilih jalan demokrasi dan kita melaksanakan pemilu yang dianggap salah satu pemilu dalam satu hari yang terbesar di dunia," ujar Prabowo.
Prabowo menilai, masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki dalam sistem demokrasi. Ia optimis Indonesia mengarah pada negara yang kuat dan makmur.
"Tetapi ada syaratnya, bisakah elit kita, berarti unsur-unsur pimpinan bisa tidak elit kita bekerjasama. Dengan demikian saya berkeyakinan bahwa faktor kerja sama antara pimpinan itu adalah sangat penting dan ini yang dituntut oleh rakyat kita," jelas Prabowo.
Baca Juga: Ditetapkan Jadi Pemenang Pilpres, Prabowo Janji Bawa Indonesia Menuju Kemakmuran
Seperti diketahui, berdasarkan penetapan hasil pemilihan legislatif yang telah ditetapkan KPU, terdapat delapan partai politik yang lolos ke Senayan, yakni:
1. Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan 25.387.279 (16,72%)
2. Partai Golkar 23.208.654 (15,29%)
3. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 20.071.708 (13,22%)
4. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 16.115.655 (10,62%)
5. Partai Nasdem 14.660.516 (9,66%)
6. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 12.781.353 (8,42%)
7. Partai Demokrat 11.283.160 (7,43%)
8. Partai Amanat Nasional (PAN) 10.984.003 (7,24%)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News