Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sudah berjalan lebih dari enam bulan, di mana dikepemimpinannya Prabowo menjanjikan perekonomian melesat hingga 8%. Namun nyatanya, di tiga bulan pertama alias kuartal I-2025, pertumbuhan ekonomi justru lesu yang berada di bawah 5%.
Asal tahu saja, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 hanya mencapai 4,87% secara tahunan (year-on-year/YoY), melambat dibanding periode yang sama tahun lalu.
Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin mengatakan, saat ini daya saing ekonomi Indonesia tampak melemah, akibat iklim usaha yang makin memburuk. Menurutnya, ini berdampak pada industri hingga lapangan kerja di tanah air.
Baca Juga: 6 Bulan Pemerintahan Prabowo-Gibran, Stabilitas Pangan Diklaim Terkendali
“Dampaknya, deindustrialisasi terus terjadi, kualitas lapangan kerja memburuk, daya beli terus melemah. Problem struktural ini diperburuk dengan perang dagang (trade war),” ujarnya kepada KONTAN, Kamis (8/5).
Seperti diketahui, di perintahannya, Prabowo telah merilis program prioritas di antaranya Makan Bergizi Gratis (MBG), 3 juta rumah maupun rumah rakyat hingga membentuk Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Wijayanto menilai bahwa program tersebut terlalu ambisius mengingat kondisi keuangan negara yang belum stabil serta melihat kebutuhan masyarakat yang paling mendesak.
“Program ini terlalu ambisius, tidak sesuai dengan kemampuan fiskal dan kebutuhan rakyat. Perlu dikalibrasi ulang,” terangnya.
Baca Juga: Enam Bulan Pemerintahan Prabowo, Indonesia Hadapi Tantangan Ekonomi yang Kompleks
Lebih lanjut, Wijayanto mengungkapkan, bila pemerintahan Prabowo tak melakukan perbaikan mendasar, tentunya bakal tertinggal bila dibandingkan enam bulan pertama pemerintahan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) pada 2015 silam.
Terlebih, kata dia, di masa pemerintahan Jokowi, utang Indonesia terbilang masih bisa diandalkan sebagai pendukung pertumbuhan ekonomi, sedangkan saat ini utang dinilai tak lagi bisa diandalkan.
“Situasi ini sangat disayangkan, kita ingin Pemerintahan Prabowo berhasil mendongkrak kesejahteraan secara signifikan,” pungkasnya.
Berdasarkan catatan KONTAN, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I-2015 atau pada awal-awal pemerintahan Jokowi, hanya tumbuh sebesar 4,71% secara tahunan (yoy).
Selanjutnya: Penambang Nikel Akui Ada Smelter Beli Nikel di Bawah HPM
Menarik Dibaca: Promo Guardian Super Hemat hingga 14 Mei, Tambah Rp 1.000 Dapat 2 Senka Face Wash
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News