kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Sering Dikritik Soal Utang, Begini Jawaban Sri Mulyani


Rabu, 20 April 2022 / 14:55 WIB
Sering Dikritik Soal Utang, Begini Jawaban Sri Mulyani
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku sering mendapatkan kritik terkait pembiayaan utang dari berbagai kalangan.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku sering mendapatkan kritik terkait pembiayaan utang dari berbagai kalangan. Namun nyatanya, keseimbangan primer di APBN 2022 hingga Maret 2022 mengalami surplus senilai Rp 94,7 triliun.

“Jadi bagaimana porsi APBN kita akhir Maret ini. Karena banyak yang kemudian orang sering membuat statement mengenai kondisi APBN dan utang. Coba kita lihat, realisasi sampai akhir Maret keseimbangan primer kita bahkan surplus Rp 94,7 triliun,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KITA Edisi April 2022, Rabu (20/4).

Sri Mulyani menyebut, realisasi keseimbangan primer yang surplus Rp 94,7 triliun merupakan prestasi yang luar biasa mengingat pada tahun lalu defisitnya hanya mencapai Rp 65,3 triliun. “Artinya pembalikan 245%, balik secara cepat dan kuat,” tegasnya.

Baca Juga: Belanja Negara Terkendali, Pembiayaan Utang Turun 55,6% Per Maret 2022

Sebagai informasi, keseimbangan primer adalah selisih dari total penerimaan negara dikurangi dengan belanja negara di luar pembayaran belanja bunga utang.

Jika total pendapatan negara lebih besar dari belanja negara di luar pembayaran belanja bunga utang, maka keseimbangan primer dinyatakan dalam kondisi positif.

Di sisi lain, Sri Mulyani menambahkan, pembiayaan utang juga merosot tajam pada Maret 2022 mencapai Rp 139,4 triliun atau turun 58,1% dibandingkan pada periode sama pada tahun lalu. Hal ini menunjukkan bahwa APBN mulai pulih kesehatannya.

“Ini bagus karena APBN dibutuhkan berbagai macam shock absorder masyarakat, membangun infrastruktur, mendukung pendidikan, memperbaiki kesehatan, semuanya itu pasti butuh APBN,” kata Sri Mulyani.

Baca Juga: Penerimaan Pajak Moncer, Perbaikan Ekonomi Dalam Negeri Makin Nyata

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×