Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Realisasi pembiayaan utang hingga akhir Maret 2022 mencapai Rp 149,6 triliun dari target yang ditetapkan sebesar Rp 973,6 triliun. Angka ini turun 55,6% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 336,9 triliun
“Pembiayaan dengan penerbitan surat utang sampai dengan bulan Maret justru mengalami penurunan yang sangat drastis. Ini karena penerimaan negara yang makin kuat, sementara belanjanya tetap terkendali,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN KITA Edisi April 2022, Rabu (20/4).
Sri Mulyani mengatakan, pembiayaan utang yang turun dratis ini termasuk konsolidasi fiskal yang sangat cepat.
Ia juga mengatakan, Indonesia mendapatkan windfall profit dari kenaikan harga-harga komoditas dunia. Sehingga Indonesia termasuk salah satu negara yang kondisi APBN-nya cukup baik sejalan dengan situasi kenaikan harga komoditas dan pemulihan ekonomi yang memberikan dampak positif sehingga defisit menurun.
“Hari ini, saya berbicara dengan berbagai menteri-menteri keuangan dan mereka semuanya juga saling bertukar catatan kondisi APBN masing-masing. Untuk negara yang memiliki komoditas seperti Argentina, Brasil dan Malaysia, mereka mendapatkan windfall profit,” katanya.
Baca Juga: Ada Surplus Anggaran pada Kuartal I, Ini Catatan dari Sri Mulyani
Secara rinci, Sri Mulyani menyebutkan, untuk pembiayaan utang berasal dari penerbitan surat berharga negara (SBN) neto sebesar Rp 133,6 triliun per Maret 2022. Penerbitan SBN tersebut turun 60,4% year on year (yoy) dari periode sama pada tahun lalu atau mencapai Rp 337,2 triliun.
Kemudian dari sisi pencairan pinjaman mencapai Rp 16 triliun, turun hingga 4.862,9% dari periode sama pada tahun lalu.
“Tahun lalu defisitnya meledak ya karena memang kita sedang pulih, dana belanja-belanja untuk Covid-19 luar biasa besar maupun untuk bansos. Tahun ini, kita sudah mulai stabilkan ekonomi kita dan menyehatkan APBN,” kata Sri Mulyani.
Lebih lanjut, Sri Mulyani mengatakan, realisasi pembelian SBN oleh Bank Indonesia (BI) melalui SKB I tahun 2022 sebesar Rp 15,3 triliun per Maret 2022. Sementara, penerbitan SBN dalam rangka SKB III ke BI direncanakan pada semester II dengan mempertimbangkan kondisi kas dan realisasi belanja PEN.
“BI juga memberikan dukungan SKB III yaitu untuk mendukung belanja di bidang kesehatan dan bantuan sosial yang memang tujuannya adalah memulihkan masyarakat kita. Ini masih belum terealisir dan kita akan lakukan pada semester II,” ujar Sri Mulyani.
Baca Juga: Realisasi Anggaran Pendidikan Capai Rp 103,5 Triliun Hingga Maret 2022
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News