kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sering berselisih, Indonesia-Malaysia akan intensifkan pembahasan perbatasan


Jumat, 29 Juni 2018 / 15:33 WIB
Sering berselisih, Indonesia-Malaysia akan intensifkan pembahasan perbatasan
ILUSTRASI. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu agenda yang dibahas dalam pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad adalah pembahasan tentang perbatasan di dua negara. Pasalnya, keduanya sering berselisih dan saling klaim terkait perbatasan negara.

Hal tersebut pun diakui oleh Menteri Luar Negeri Retno Mardi. "Masalah perbatasan kalau kita lihat dari perbatasan darat terpanjang itu adalah dengan Malaysia. Begitu juga dengan perbatasan maritim kita yang paling luas adalah dengan Malaysia," jelasnya di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat (29/7).

Oleh karena itu, Indonesia perlu melakukan upaya intensif untuk segera melakukan negosiasi. Adapun saat ini sudah ada beberapa titik garis yang sudah disetujui dan diusulkan untuk diformalkan. Sehingga, ke depannya, akan terlihat mana yang sudah selesai dan mana belum.

Sebelumnya, PM Mahathir juga bilang, pihaknya sangat setuju jika ada pendekatan antar kedua negara untuk menyelesaikan tumpang tindih kawasan-kawasan Malaysia dan Indonesia.

"Untuk itu, menurutnya perlu adanya perkongsian antara Indonesia dan Malaysia, seperti mana Malaysia mengadakan perkongsian dengan Thailand, di mana kita mengadakan join development area," katanya usai pertemuan dengan Presiden Jokowi.

Atas hal itu, Retno pun menyambut baik usulan PM Mahathir. Terkait hal ini, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Menteri Luar Negeri Malaysia yang baru jika sudah dilantik.

"Saya akan segera duduk dengan Menlu Malaysia untuk mendetailkan masalah ini. Misalnya kita mau mulai lagi dari titik yang mana, mau laut Sulawesi atau selat Malaka dan batas darat mana yang mau kita percepat, karena sudah ada dua leaders yang sudah duduk dan beliau sudah set visi ke depan mau apa," jelas Retno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×