kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Serapan Tenaga Kerja Minim di Tengah Kenaikan Investasi, Ini Penjelasan Bahlil


Rabu, 20 Juli 2022 / 15:38 WIB
Serapan Tenaga Kerja Minim di Tengah Kenaikan Investasi, Ini Penjelasan Bahlil
ILUSTRASI. Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menjelaskan penyebab minimnya serapan tenaga kerja meskipun realisasi investasi naik.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi sepanjang periode April-Juni atau hingga kuartal II 2022 mencapai Rp 302,2 triliun atau meningkat  7% dibandingkan dengan kuartal I 2022, yang realisasinya mencapai Rp 282,4 triliun.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, dari realisasi tersebut banyak diserap oleh sektor padat modal ketimbang menyerap lapangan pekerjaan. Ia mencatat serapan lapangan pekerjaan dari realisasi investasi di kuartal II ini hanya naik tipis dibandingkan kuartal sebelumnya.

Padahal realisasi investasi di periode ini tercatat lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Harusnya serapan tenaga kerja yang dihasilkan lebih banyak lagi.

“Berarti ngak ada artinya dong realisasi investasi tinggi tapi lapangan pekerjaan turun? Saya jawab iya nggak ada artinya. Tetapi dengan hanya dilihat dari lapangan pekerjaan saja, nilai tambahnya saat industri ini jalan, itu yang diperhitungkan,” tutur Bahlil dalam Konferensi Pers, Rabu (20/7).

Baca Juga: Bahlil: Investasi Asing yang Masuk hingga Kuartal II Capai Rp 163,2 Triliun

Adapun total penyerapan lapangan pekerjaan di periode ini tercatat sebesar 320.534, naik 0,5% dari realisasi pada kuartal I 2022 yang menyerap lapangan pekerjaan sebanyak 319.013.

Ini terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) yang menyerap tenaga kerja sebanyak 139.582 tenaga kerja, dan dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebanyak 180.952 tenaga kerja.

Bahlil mengatakan, pada realisasi investasi di kuartal II ini paling besar investasi padat modal paling banyak berasal dari sektor industri. Menurutnya mereka rata-rata dalam pekerjaanya lebih menggunakan banyak mesin. Sehingga tidak banyak menyerap lapangan pekerjaan.

Untuk itu, Bahlil mengatakan, pihaknya akan mendorong investasi yang bisa menghasilkan lapangan pekerjaan yang lebih banyak lagi, meskipun tidak terlalu efisien kecepatan kerjanya jika dibandingkan dengan menggunakan mesin.

Baca Juga: Kementerian Investasi Gelar Sosialisasi dan Pemberian NIB di Medan

“Namun yang pasti pas perusahaan jalan pastinya bisa menciptakan lapangan kerja, karena mereka butuh supplier, dan butuh logistik. Itu  nantinya bakal jadi rantai pasok multiplier efek,” jelasnya.

Lebih lanjut, Bahlil menjelaskan, selain sektor industri, paling banyak diminati juga sektor bangunan, garmen, dan juga sepatu. Ini lantaran Indonesia mempunyai market yang sangat besar di Amerika Serikat (AS).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×