kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sepanjang 2022, Ekspor Perikanan Mencapai US$ 6,4 Miliar


Selasa, 21 Februari 2023 / 14:38 WIB
Sepanjang 2022, Ekspor Perikanan Mencapai US$ 6,4 Miliar
ILUSTRASI. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan nilai ekspor perikanan pada 2023 mencapai US$ 6,7 miliar. Adapun realisasi ekspor perikanan pada tahun 2022 lalu mencapai sekitar US$ 6,4 miliar.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menargetkan nilai ekspor perikanan pada 2023 mencapai US$ 6,7 miliar. Adapun realisasi ekspor perikanan pada tahun 2022 lalu mencapai sekitar US$ 6,4 miliar.

"(Realisasi ekspor perikanan tahun 2022) Sekitar US$ 6,4 miliar untuk hampir 1 jutaan ton," ujar Direktur Pemasaran KKP Erwin Dwiyana dalam konferensi pers, Selasa (21/2).

Erwin mengatakan, negara utama tujuan ekspor perikanan diantaranya Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, ASEAN, dan Uni Eropa. Tercatat, nilai ekspor ke lima negara tersebut mencapai US$ 5,24 miliar.

Dia menyampaikan, komoditas perikanan yang banyak diekspor diantaranya udang, rajungan-kepiting, cumi-sotong-gurita, dan tuna-tongkol-cakalang.

"(Target ekspor perikanan tahun 2023) US$ 6,7 miliar untuk tonase sekitar 1,2 juta ton ya," ucap Erwin.

Baca Juga: Soal Progres Pengembangan Lumbung Ikan Nasional, Ini Penjelasan Kemenko Marves

Lebih lanjut Erwin menyampaikan, berdasarkan data BPS penyerapan produk perikanan di pasar domestik menunjukkan peningkatan dalam dua tahun terakhir.

Tahun 2021 sebanyak 12,66 juta ton dan tahun 2022 tumbuh menjadi 13,11 juta ton. Komoditas utama yang paling diincar masyarakat adalah tilapia, lele dan bandeng untuk perikanan budidaya. Serta tongkol-tuna-cakalang, kembung, dan teri untuk produk perikanan tangkap.

Erwin menyebut, ketika resesi mungkin terjadi di beberapa negara utama, maka suplai perikanan harus melirik pasar dalam negeri. Yakni dengan meningkatkan penyerapan produk perikanan dalam negeri.

Dari seluruh komoditas perikanan dunia, Indonesia hampir memiliki semua spesies. Hal ini menggambarkan Indonesia punya comparative advantage.

"Kemudian ketika ada masalah di pasar tujuan utama, yang bisa kita lakukan adalah bagaimana membuka pasar baru seperti Australia yang cenderung meningkat (permintaannya). Ada juga Korea Selatan, dan Arab Saudi dengan captive market jamaah haji. Mudah-mudahan April kita bisa ekspor untuk memenuhi katering haji jamaah Indonesia," kata Erwin.

Direktur Pengembangan dan Pengendalian Usaha ID Food, Dirgayuza menilai, ancaman resesi global diakuinya turut membawa peluang, khususnya bagi pengembangan sektor perikanan di dalam negeri.

Permintaan yang tinggi produk perikanan dalam dua tahun terakhir harus mampu dimanfaatkan pelaku usaha.

Untuk itulah, ID Food melalui anak usahanya melakukan inovasi-inovasi dalam memasarkan produk perikanan ke tengah konsumen. Dengan mengedepankan teknologi, pihaknya memudahkan masyarakat membeli produk perikanan dan menjamin produk yang dijual berkualitas tinggi.

Menurut Dirgayuza, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi di tahun ini, salah satunya resesi. Ada juga tantangan regulasi atau perubahan regulasi, dorongan regulasi ke hilirisasi produk ekspor, perubahan iklim, pandemi untuk komoditas khususnya perikanan budidaya seperti udang.

Kemudian tantangan pembiayaan dan adanya perang.

"Enam ini adalah perfect storm bagi pelaku usaha. Tapi dalam menghadapi tantangan tentu ada peluang," ucap Dirgayuza.

Baca Juga: KKP Undang Investor Berinvestasi di Kawasan Teluk Cedrawasih, Papua

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×