Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan realisasi subsidi dan kompensasi yang telah dibayarkan pemerintah sudah mencapai Rp 155,7 triliun hingga Semester I-2024.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, realisasi ini terdiri dari subsidi dan kompensasi bahan bakar minyak (BBM) sebesar 7.164.200 kilo liter, atau turun 0,05% dibandingkan realisasi 2023 sebesar 7.167.700 K/L.
Sementara untuk LPG 3 kilogram (kg) terealisasi 3.365,8 juta Kg, atau naik 1,4% dari 3.318,2 juta Kg. Begitu juga untuk subsidi listrik dari 39,2 juta pelanggan menjadi 40,6 juta pelanggan atau naik 3,4%.
Baca Juga: Hingga Semester I 2024, Belanja Negara Tersalurkan Rp 1.398 triliun
Kemudian, untuk penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) naik 34,4% dari Rp 105,2 triliun menjadi Rp 141,3 triliun. Sejalan dengan hal tersebut, debitur KUR juga naik 25,1% dari 1,9 juta orang menjadi 2,4 juta orang.
"Jumlah yang kita bayarkan Rp 155,7 triliun dibandingkan tahun lalu sebetulnya masih mengalami penurunan 3,8%. Namun, ini belum memasukan untuk kompensasi dan beberapa yang harus kita lihat dari realisasi subsidi dan kompensasi harus kita hitung di semester II," ujar Sri Mulyani dalam Rapat Kerja Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Senin (8/7).
Menurutnya, subsidi dan kompensasi energi ini dipengaruhi oleh fluktuasi harga minyak mentah, Indonesian Crude Price/ICP), depresiasi nilai tukar rupiah, serta peningkatan volume LPG dan listrik bersubsidi.
Baca Juga: Setelah Juni, Masyarakat Siap-siap Tarif Listrik akan Naik?
"Untuk subsidi dan kompensasi energi, fluktasi harga ICP, depresiasi nilai tukar serta kenaikan volume LPG dan listrik bersubsidi diperkirakan akan tercermin pada semester II," katanya.
Sementara untuk subsidi non energi dipengaruhi oleh volume penyaluran subsidi pupuk, kesiapan regulasi penyaluran KUR sejak awal tahun dan peningkatan realisasi public servide obligation (PSO) Pelni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News