kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Selain Tahan Suku Bunga Acuan, Ini Kebijakan BI Percepat Pemulihan Ekonomi


Kamis, 17 Maret 2022 / 21:00 WIB
Selain Tahan Suku Bunga Acuan, Ini Kebijakan BI Percepat Pemulihan Ekonomi


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuan alias BI 7 days reverse repo rate dalam Rapat Dewan Gubernur BI Desember 2021 di level 3,50%. 

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, ini sejalan dengan perlunya bank sentral dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan terkendalinya inflasi. 

“Selain itu, ini juga merupakan upaya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di tengah tekanan eksternal yang meningkat,” kata Perry, Kamis (17/3) dalam pembacaan hasil RDG BI Maret 2022. 

Perry bilang, tekanan eksternal yang meningkat ini tak lepas dari ketegangan geopolitik dari negara Rusia dan Ukraina. 

Baca Juga: BI Beberkan Dampak Perang Rusia-Ukraina Terhadap Perekonomian Indonesia

Selain menahan suku bunga acuan, bank sentral juga menahan suku bunga deposit facility sebesar di level 2,75% dan suku bunga lending facility di level 4,25%.

Selain itu, Perry juga bilang akan mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan pemulihan ekonomi domestik lebih lanjut yang dilakukan dengan berbagai langkah. 

Seperti pertama, memperkuat kebijakan nilai tukar Rupiah untuk menjaga stabilitas nilai tukar yang sejalan dengan mekanisme pasar dan fundamental ekonomi.

Kedua, melanjutkan kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan pendalaman pada perkembangan komponen SBDK secara granular serta faktor yang memengaruhi.

Baca Juga: BI Beberkan Dampak Perang Rusia-Ukraina Terhadap Perekonomian Indonesia

Ketiga, memastikan kecukupan kebutuhan uang, distribusi uang, dan layanan kas dalam rangka menyambut bulan Ramadan serta Hari Raya Idul Fitri 2022.

Keempat, mendorong kesiapan Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) khususnya PJP first mover, dalam rangka implementasi Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP) guna mendukung interlink antara perbankan dan fintech. 

Kelima, memperkuat kebijakan internasional dengan memperluas kerja sama dengan bank sentral dan otoritas negara mitra lainnya, fasilitasi penyelenggaraan promosi investasi dan perdagangan bekerja sama dengan instansi terkait. 

Baca Juga: BI: Tren Suku Bunga Perbankan Terus Turun

Selain itu, BI juga akan menggandeng Kementerian Keuangan untuk menyukseskan enam agenda prioritas jalur keuangan Presidensi Indonesia pada G20 tahun 2022.

Bersama dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Perry juga bertekad untuk memperkuat sinergi dalam rangka mengendalikan inflasi, menjaga stabilitas moneter dan sistem keuangan, serta meningkatkan kredit dunia usaha serta sektor prioritas. 

“Ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, ekspor, serta inklusi ekonomi dan keuangan,” tandas Perry. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×