kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   11.000   0,75%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

Selain menjadi pasar, ASEAN juga ingin jadi basis produksi


Jumat, 06 Mei 2011 / 22:46 WIB
Selain menjadi pasar, ASEAN juga ingin jadi basis produksi
ILUSTRASI. Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia Jakarta, Rabu (17/6). KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Rika | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Cita-cita integrasi kawasan ASEAN ternyata tidak sebatas membentuk pasar tunggal ASEAN, tapi juga menjadikan kawasan itu sebagai jaringan produksi regional. Di sini, ASEAN akan menjadi basis produksi produk manufaktur.

Sebenarnya, beberapa negara ASEAN telah lama berperan sebagai basis produksi khususnya untuk Jepang."ASEAN sudah satu dua dekade ini menjadi regional production network," kata Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar dalam rapat ASEAN Economic Ministers, Jumat (6/5).

ASEAN bisa memanfaatkan momentum dari terpukulnya industri di Jepang pascabencana. Karena saat ini, Jepang perlu memindahkan basis produksinya ke tempat yang lebih murah dan memiliki bahan baku berlimpah yakni ASEAN. ASEAN akan membicarakan hal ini pada ajang dialog ASEAN-Jepang di Kuala Lumpur pada 8 Juli-9 Juli mendatang. Dalam laporannya kepada ASEAN economic Ministers Meeting, Jumat (6/5), delegasi Malaysia menyatakan sektor yang bisa dikembangkan antara lain adalah otomotif, agroindustri, dan pertanian.

Jaringan produksi regional ini memang bukan barang baru. Sejak tahun 1990-an, negara-negara di Asia Timur sudah terkoneksi dalamnya. "Jaringan produksi regional Asia Timur ini unik, satu-satunya di dunia. Ada juga di Amerika Latin, tapi mereka masih terbatas," ujar Dionisius Narjoko, peneliti ERIA (Economic Research Institute of ASEAn and East Asia), kemarin (6/5).

Di sini, negara-negara ASEAN terkoneksi dalam satu blok produksi untuk menghasilkan produk ekspor. Misalnya, perusahaan otomotif Jepang yang membangun pabrik mobil di Thailand. Perakitan mobil itu dilakukan di Thailand, namun berbagai komponen mobil itu diimpor dari negara-negara ASEAN lainnya. Setelah jadi, perusahaan mobil Jepang itu akan mengekspor mobil tersebut kembali ke negaranya dan ke pasar global.

Indonesia kurang terkoneksi

Indonesia sendiri juga ambil bagian dalam jaringan produksi regional ini. Contohnya adalah industri otomotif. "85% mobil Jepang sudah memakai komponen lokal," ujar Menteri Perindustrian M.S Hidayat, Kamis (5/5).

Sayangnya, selain otomotif, Indonesia masih kurang terkoneksi. "Jalan untuk lebih terkoneksi adalah menurunkan biaya untuk memfasilitasi jenjang produksi, seperti ongkos perizinan, logistik, dan bea cukai. Semakin rendah ongkos ini, semakin rendah ongkos produksi. Ini yang dicari perusahaan," kata Dionisius.

Ia menambahkan, bukan hanya perusahaan multinasional yang akan diuntungkan oleh jaringan produksi ini, tapi juga usaha kelas menengah ASEAN. "Karena perusahaan multinasional butuh pasokan dari usaha menengah, jadi ada efek lanjutannya (spill over effect)," terangnya.

Mahendra menambahkan, ia telah menerima masukan dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) yang melakukan studi tentang industri tekstil di ASEAN. Studi itu mengatakan negara-negara ASEAN unggul di produk tekstil yang berbeda sehingga bisa saling melengkapi. Dus, industri tekstil ASEAN sangat mungkin berkembang sebagai jaringan produksi regional yang kuat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×