kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Sektor perumahan diyakini bakal dongkrak perekonomian Indonesia


Rabu, 29 Juli 2020 / 15:20 WIB
Sektor perumahan diyakini bakal dongkrak perekonomian Indonesia
ILUSTRASI. Industri properti


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Anna Suci Perwitasari

Dalam kesempatan yang sama, PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) menyampaikan akan mendukung penyediaan likuiditas bagi pembiayaan kepemilikan rumah. “Sepanjang semester I tahun 2020 SMF telah berhasil menyalurkan pinjaman kepada penyalur KPR sebesar Rp 4,2 triliun,” jelas Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo.  

Lebih lanjut Ananta juga menuturkan bahwa SMF sebagai BUMN di bawah Kementerian Keuangan yang mengemban tugas sebagai SMV yang membangun dan mengembangkan Pasar Pembiayaan Sekunder Perumahan tengah memperkuat perannya.

Sebagai SMV, SMF aktif dalam merealisasikan Program Penurunan Beban Fiskal. Program Penurunan Beban Fiskal direalisasikan melalui pemberian dukungan kepada pemerintah dalam program KPR FLPP.

SMF berperan dalam mengurangi beban fiskal Pemerintah dengan membiayai porsi 25% pendanaan KPR FLPP, sehingga pemerintah hanya menyediakan 75% dari total pendanaan FLPP dari semula yang sebesar 90%.

Senada dengan SMF, Direktur Utama PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Hendi Prio Santoso pun mengatakan pihaknya juga telah memberikan solusi One-Day-One-Home untuk mengefisiensikan proses pengerjaan dinding. Semen Indonesia pun menghadirkan platform digital bertajuk Sobat Bangun untuk memotivasi milenial memiliki rumah sendiri. “Kami berupaya membantu para stakeholders untuk menjawab tantangan kebutuhan pembangunan rumah,” ujar Hendi.

Meski solusi sudah banyak dilakukan untuk mendorong sektor properti bergerak, masih ada hambatan yang mengganggu pertumbuhan sektor perumahan dan industri turunannya di Indonesia. Ketidakpastian perekonomian global akibat perang dagang hingga dampak dari penyebaran Covid-19 membuat pertumbuhan sektor ini tidak maksimal. 

Para pelaku di segmen industri perumahan juga mengungkapkan Covid-19 menghantam sektor properti. Pendapatan bisnis sektor properti di era New Normal bahkan hanya mencapai 50% dari masa normal. 

Baca Juga: Gara–gara corona, SMF merevisi target pembiayaan KPR hingga 30%

Hal ini disampaikan Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Totok Lusida. Menurutnya, hanya sektor rumah subsidi saja yang masih bergerak dan mendapat stimulus pemerintah. Sebaliknya, sektor non-subsidi, menurut Totok, perlu mendapatkan relaksasi mengingat kewajiban para pengembang tetap dijalankan. 

“Kami berharap pemerintah dapat menerapkan kebijakan yang extraordinary khususnya bagi sektor properti. Beberapa relaksasi yang diperlukan untuk sektor perbankan, tenaga kerja, pajak, retribusi, perizinan, dan energi,” jelas Totok. 

Sejalan, Ketua DPP Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Junaidi Abdillah menuturkan industri perumahan menciptakan lapangan kerja padat karya. “Sehingga kami perlu kepastian berusaha di industri properti terutama di era New Normal ini.”

Selain kepastian berusaha, penurunan daya beli masyarakat sebagai dampak dari penyebaran Covid-19 pun menghantui sektor industri perumahan. “Sebagai pelaku usaha, kami perlu mitigasi bersama sehingga beban finansial yang timbul akibat pandemi ini dapat ditanggung bersama oleh pihak terkait di ekosistem perumahan,” ujar Ketua Umum Himpunan Pengembang Pemukiman dan Perumahan Rakyat (Himpera) Harry Endang K.

Endang melanjutkan meski berbagai tantangan tersebut menekan pertumbuhan industri perumahan, namun optimisme sektor perumahan dapat mendongkrak PEN tetap menyala. “Sebab masih banyak peluang dari sektor ini yang mampu memberikan dampak berlipat bagi ekonomi Indonesia.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×