kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sektor jasa dominasi realisasi investasi hingga 54,9% di semester I 2020


Rabu, 22 Juli 2020 / 16:19 WIB
Sektor jasa dominasi realisasi investasi hingga 54,9% di semester I 2020
ILUSTRASI. Petugas melayani pengurusan perizinan usaha di ruang Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pusat di Gedung BKPM, Jakarta, Selasa (7/7/2020). Presiden Joko Widodo, telah mengeluarkan instruksi pada kementerian dan lembaga untuk meningkatkan pelayanan investa


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investasi di Indonesia masih didominasi sektor tersier atau jasa. Bidang usaha yang padat modal dan minim penyerapan tenaga kerja ini memang setiap tahunnya menjadi andalan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengejar target realisasi investasi.

Berdasarkan data BKPM, realisasi investasi sektor tersier sepanjang semester I-2020 sebesar Rp 220,9 triliun. Angka tersebut setara dengan 54,9% dari total investasi langsung di periode Januari-Juni 2020 sebesar Rp 402,6 triliun.

Baca Juga: BKPM ungkap alasan investasi Singapura ke Indonesia tak terhambat resesi

Pencapaian tersebut sudah menjadi tren sektor tersier sejak 2017 hingga 2019, secara berurutan masing-masing memberikan sumbangsih sebesar 42,3%, 50,8%, dan 57,4% terhadap total realisasi investasi di kala itu. Setali tiga uang, realisasi tersebut mengalahkan sektor padat karya baik primer maupun sekunder.

Catatan BKPM, sektor jasa pada semester I-2020 mengungguli sektor manufaktur yang hanya menyumbang Rp 42,8 triliun, atau setara 20,7% dari total realisasi investasi.

Sektor jasa ini paling diminati oleh investor dalam negeri. Data menunjukkan, realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) dari sektor jasa mencapai Rp 135,2 triliun, atau sama dengan 65,3% dari total PMDN senilai Rp 207 triliun. 

Baca Juga: Indef: Indonesia bisa masuk zona resesi ekonomi di kuartal III-2020

Sementara itu, nilai investasi investor asing untuk sektor jasa sejumlah Rp 85,7 triliun dengan sumbangsih 43,8% dari total realisasi. Beda tipis dengan sektor sekunder yang membukukan penerimaan investasi sebesar Rp 86,8 triliun.

Di sisi lain, dari total realisasi investasi di kuartal II-2020 hanya mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 263.109 orang, angka ini lebih rendah daripada kuartal sebelumnya yang mampu menyerap 303.085 tenaga kerja. Namun, secara tahunan, masih lebih baik, yakni ada 255.314 tenaga kerja yang terserap pada kuartal II-2019.

Ekonom Indef Enny Sri Hartati mengatakan, komposisi sektor tersier yang terlalu banyak mengindikasikan dukungan BKPM ke investor asing. Sektor ini juga tidak memiliki daya serap tenaga kerja yang banyak berbeda dengan sektor primer seperti industri manufaktur yang padat karya.

“Padahal tujuan dari investasi langsung adalah menyerap tenaga kerja dan memiliki nilai tambah. Kalau sektor tersier yang paling banyak seperti jasa, artinya ini melayani siapa? Karena data sektor primernya tumbuh sedikit jauh banget dari sektor tersier. BKPM telah gagal,” kata Enny.

Baca Juga: Cegah transaksi di bawah HPM, pemerintah bentuk satgas awasi jual-beli bijih nikel

Sebagai gambaran, dominasi sektor jasa bisa tercermin dari realisasi transportasi, gudang, dan telekomunikasi pada semester I-2020 sebesar Rp 76,3 triliun atau setara 19% dari total realisasi. Barulah disusul oleh sektor listrik, gas, dan air Rp 48,5 triliun. Kemudian, barang logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya Rp 45,2 triliun.

Selanjutnya sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran Rp 33 triliun. Lalu, industri makanan Rp 29,6 triliun. Sisanya berasal dari campuran berbagai sektor lainnya sejumlah Rp 170 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×