Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Ada tiga dampak negatif yang dimaksud pemerintah, antara lain:
1. Ancaman putus sekolah
Risiko putus sekolah dikarenakan anak 'terpaksa' bekerja untuk membantu keuangan keluarga di tengah krisis pandemi Covid-19.
Kemudian, ada pula persepsi orang tua yang tidak bisa melihat peranan sekolah dalam proses belajar mengajar apabila proses pembelajaran tidak dilakukan secara tatap muka.
Baca Juga: Nadiem bolehkan pemda terapkan pembelajaran tatap muka mulai Januari 2021
2. Kendala tumbuh kembang
Akan terjadi kesenjangan pencapaian belajar akibat perbedaan akses dan kualitas selama pembelajaran jarak jauh dapat mengakibatkan kesenjangan capaian belajar, terutama untuk anak dari sosio-ekonomi berbeda.
Selain itu, terjadi ketidakoptimalan pertumbuhan di usia emas akibat turunnya keikutsertaan dalam PAUD.
Pemerintah juga mencemaskan hilangnya pembelajaran secara berkepanjangan berisiko terhadap pembelajaran jangka panjang, baik kognitif maupun perkembangan karakter.
Baca Juga: Bukan berdasar peta risiko, keputusan pembukaan sekolah kini di tangan Pemda
3. Tekanan psikososial dan kekerasan rumah tangga
Minimnya interaksi dengan guru, teman dan lingkungan luar ditambah tekanan akibat sulitnya pembelajaran jarak jauh dapat menyebabkan stress pada anak.
Di sisi lain, tanpa sekolah, banyak anak yang terjebak kekerasan di rumah tanpa terdeteksi oleh guru.
Selanjutnya: Pembelajaran secara tatap muka bergantung perkembangan penanganan Covid-19 di daerah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News