kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Sekjen PDIP: Cawapres Jokowi mengerucut dua nama


Kamis, 24 April 2014 / 10:27 WIB
Sekjen PDIP: Cawapres Jokowi mengerucut dua nama
ILUSTRASI. 5 Manfaat Daun Pandan untuk Kecantikan yang Harus Anda Tahu!


Sumber: TribunNews.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. PDI Perjuangan hingga kini belum mengumumkan calon wakil presiden pendamping Joko Widodo pada pemilu 2014.

Partai berlambang banteng itu beralasan masih menunggu hasil resmi perolehan suara dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Namun, Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo mengungkapkan nama-nama pendamping Jokowi mulai mengerucut.

"Nama calon Wapres Pak Jokowi sudah mengerucut dua nama," kata Tjahjo ketika dikonfirmasi, Rabu (23/4/2014).

Tjahjo enggan mengungkap kedua nama yang kini dipertimbangkan PDI Perjuangan. Sedangkan tiga nama yang beredar di publik sebagai calon kuat pendamping Jokowi antara lain Jusuf Kalla, Mahfud MD dan Ryamizard Ryacudu.

"Ibu Mega dan Pak Jokowi yang paham. Yang jelas harus bisa kerjasama selama 5 tahun dengan Pak Joko Widodo sebagai capres. Saya tidak pada posisi menyebut nama," kata Anggota Komisi I DPR itu.

Tjahjo mengatakan pendamping Jokowi harus memahami bahwa pihaknya melakukan kerjasama dengan partai politik secara terbatas. "Karena salah satu mandat kepada Pak Jokowi sebagai capres PDI Perjuangan adalah untuk menegakkan pilar daulat politik Trisakti," ungkapnya.

Ia mengungkapkan daulat Politik Trisakti hanya akan dicapai kalau kalau dibentuk kepemimpinan nasional yang kuat didukung program kerja pro rakyat.

Tjahjo mengatakan pemimpin yang kuat akan memiliki karakter setia pd idiologi partai yaitu Pancasila 1 Juni, berkomitmen menegakkan NKRI dan UUD45 serta kemajemukan bangsa.

Ia melanjutkan pemimpin yang kuat akan mampu memegang teguh perintah perjuangan menerapkan trisakti dalam setiap pengambilan keputusan politik pembangunan nasional. Kepemimpinan yang kuat juga didukung kerjasama politik di parlemen khususnya kebijakan politik anggaran dan politik legislasi guna mendukung program pro rakyat.

"Ini yang ditawarkan dalam lobi-lobi dengan pimpinan partai politik yang pada prinsipnya dapat dipahami. Ini pemahaman yang harus sama antara capres dan cawapres," katanya. (Ferdinand Waskita)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×