kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pengamat: Basuki layak dampingi Jokowi di pilpres


Selasa, 22 April 2014 / 20:20 WIB
Pengamat: Basuki layak dampingi Jokowi di pilpres
ILUSTRASI. Cara membuat Instafest Spotify.


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Figur yang akan mendampingi bakal calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) terus menjadi perbincangan. Sejumlah nama tokoh yang dianggap layak telah mencuat, salah satunya adalah Basuki Tjahaja Purnama yang saat ini menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Direktur Eksekutif Cyrus Network Hasan Nasbi mengatakan, Basuki juga layak dimunculkan sebagai calon wakil presiden mendampingi Jokowi di Pemilu Presiden 2014. Selain terbukti solid saat memimpin Jakarta, ada beberapa alasan lain yang melatarinya.

"Figur Ahok (Basuki) layak disebut, kenapa enggak?" kata Hasan, Selasa (22/4), di Jakarta.

Menurut Hasan, akan banyak pertanyaan jika duet Jokowi-Basuki maju di arena pilpres. Hal itu karena keduanya masih terikat kontrak memimpin Jakarta sampai 2017. Jika keduanya maju dalam pilpers, maka dikhawatirkan akan terjadi kekosongan kepemimpinan di Ibu Kota.

"Lalu bagaimana Jakarta? Pertanyaan itu lebih pas kalau ditanyakan ketika Jokowi diusung jadi capres, bukan pas Ahok jadi cawapres. Kalau Jokowi boleh, kenapa Ahok enggak boleh?" ujarnya.

Sebagai solusinya, kata Hasan, DKI Jakarta dapat menggelar pemilihan kepala daerah kembali pada 2015. Dengan begitu kekosongan pimpinan di Ibu Kota tidak berlangsung lama dan posisi yang kosong dapat diisi oleh pelaksana tugas gubernur.

Hasan berpendapat bahwa kekompakan Jokowi-Basuki akan menciptakan risiko tinggi saat keduanya tidak berpasangan dan masing-masing menjadi pucuk pimpinan. Selama ini, legitimasi Jokowi memudahkan Basuki dalam mengeksekusi sejumlah program Pemprov DKI. Menurut Hasan, hal tersebut tidak akan berjalan jika keduanya tak berduet dalam satu pemerintahan.

"Jokowi punya legitimasi dan rakyat Jakarta menaruh harapan. Ahok enggak punya legitimasi di Jakarta. Kalau dia melakukan penggusuran di lahan yang kecil saja, rakyat pasti marah," ujarnya.

Hingga kini figur yang akan menjadi bakal cawapres Jokowi masih misteri. Sejumlah nama muncul, di antaranya Wakil Presiden RI 2004-2009 Jusuf Kalla; Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad; mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD; dan mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal (Purn) Ryamizard Ryacudu.

Basuki pernah menanggapi wacana dirinya mendampingi Jokowi di Pilpres 2014. Namun, mantan anggota DPR RI itu menyiratkan penolakan dan mengaku lebih tertarik menggantikan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta. (Indra Akuntono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×