Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa ekonom memprediksi Bank Indonesia (BI) akan menahan suku bunga acuan dalam rapat Dewan Gubernur (RDG) BI November 2019 ini.
Sebelumnya, di tahun 2019 ini, BI sudah menurunkan suku bunga acuan sebanyak empat kali dengan total penurunan 100 basis poin (bps). Hingga Oktober 2019, suku bunga acuan yang ditetapkan BI adalah sebesar 5,00%.
Baca Juga: Ekonom BCA prediksi BI akan tahan suku bunga acuan di level 5,00%
Menurut Head of Danareksa Research Institute (DRI) Moekti Prasetiani Soejachmoen, BI masih belum perlu menurunkan suku bunga acuan pada November 2019 ini. Menurutnya, ini agar tidak terjadi overdoing.
Pelonggaran kebijakan moneter yang telah dilakukan empat kali tersebut juga diakui Moekti belum terasa manfaatnya. Namun, Ia yakin dampaknya akan terasa pada pertumbuhan ekonomi tahun 2020.
"Biasanya akan terlihat 9 bulan kemudian. Jadi akan terasa dampaknya pada tahun depan," kata Moekti kepada Kontan.co.id, Selasa (19/11).
Baca Juga: Selain akses informasi yang ancam stabilitas keuangan, begini tugas BI selengkapnya
Hal serupa juga diungkapkan oleh Peneliti Ekonomi Senior Institut Kajian Strategis Universitas Kebangsaan RI Eric Sugandi. Menurutnya, pada bulan ini BI perlu jeda untuk mengevaluasi dampak pemotongan suku bunga acuan yang telah dilaksanakan empat kali tersebut.
Ini juga didasari dengan kemungkinan bank sentral Amerika Serikat (The Fed) yang juga cenderung untuk menahan suku bunga acuannya sampai pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan diselenggarakan pada akhir tahun 2019.
Baca Juga: Reli Panjang Harga Obligasi Negara Tertahan, Begini Proyeksinya Menurut Analis
Untuk ke depannya, Eric memprediksi ada kemungkinan BI kembali menurunkan suku bunga acuan bahkan hingga ke level 4,25% untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News