kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

SBY: Tak ada manuver politik dalam penggantian pejabat


Selasa, 31 Agustus 2010 / 20:48 WIB


Reporter: Hans Henricus | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Setelah terkatung-katung sekian lama, akhirnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan mengganti Kepala Polri, Jaksa Agung, dan Panglima TNI. Walau pimpinan-pimpinan strategis yang akan diganti, Presiden menjamin tidak ada pengaruh politik apa pun dalam proses pemilihan pejabat yang baru

SBY menegaskan dirinya tidak mau ada manuver politik apa pun dalam oleh pihak mana pun yang bisa mencederai nilai dan etika itu. "TNI, Polri, dan Kejaksaan Agung sesungguhnya tidak berada di wilayah politik," ujar SBY usai sidang kabinet terbatas di Kantor Kepresidenan, Selasa (31/8).

Presiden mengatakan pejabat-pejabat itu akan mengakhiri tugasnya sesuai ketentuan undang-undang yang berlaku. "Saya harus mengatakan bahwa penggantian ini telah diatur dalam undang-undang dan ada kode etik atau etika yang harus dipegang teguh," katanya

Oleh karena itu hakikatnya, posisi Panglima TNI, Kapolri dan Jaksa Agung tidak berada di domain politik. Termasuk Presiden dalam mengangkat Jaksa Agung, Panglima TNI, dan Kapolri berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Jadi, kata SBY, sistem yang bekerja bukan manuver ke sana kemari seolah-olah bisa membuka jalan. Selain itu, Presiden meminta tidak ada keretakan atau konflik internal lantaran pemilihan pejabat baru di TNI. Polri dan Kejaksaan Agung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×