kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

SBY: Kondisi politik saat ini masih rawan


Kamis, 17 Juli 2014 / 12:07 WIB
SBY: Kondisi politik saat ini masih rawan
ILUSTRASI. Beras cap Topi Koki produksi  PT Buyung Poetra Sembada Tbk HOKI di Jakarta. KONTAN/Daniel Prabowo


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hampir dalam setiap kesempatan selalu menyinggung perkembangan politik. Ia selalu mewanti-wanti, agar semua pihak waspada dan tetap menjaga keamanan.

Menurut SBY, setidaknya masih ada dua titik kritis, yang harus diwaspadai oleh semua pihak yang terkat dengan keamanan dan pelaksanaan pemilihan presiden. Pertama, titik kritis terjadi pada tanggal 22 Juli 2014 mendatang. Saat itu Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan mengumumkan hasil pemungutan suara.

Kemudian titik kritis kedua adalah jika ada pihak yang tidak puas dengan hasil yang diumumkan KPU. Maka pihak tersebut bisa saja mengajukan upaya hukum ke Mahkamah Konstitusi (MK). "Putusan MK itu bisa saja menimbulkan masalah politik," ujar SBY, Kamis (17/7) di Istana Negara, Jakarta.

SBY beralasan, keputusan MK itu bisa jadi tidak diterima oleh kedua pasang calon presiden/calon wakil presiden. Namun, demikian Ia terus menerus menyerukan agar proses demokrasi bisa berjalan dengan damai dan tertib.

SBY mengaku sudah menyampaikan seruannya kepada KPU dan MK. Ia meminta KPU dan MK agar bertindak profesional dan menjaga kredibilitasnya. "Diperlukan jiwa besar dan tanggung jawab menjalankan keputusan sesuai jalur konstitusi," kata SBY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×