Reporter: Yudho Winarto | Editor: Edy Can
JAKARTA. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menegaskan proses politik dalam pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2012 akhirnya memberikan masalah baru. Dia menilai ada ketidakcocokan dalam postur anggaran di APBNP2012.
"Dalam bahasa lain, hasil proses politik di DPR memberikan persoalan baru karena ada mismatch di asumsi," kata SBY saat membuka Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional (Musrenbangnas), Kamis (26/4).
SBY menjelaskan ketidakcocokan postur anggaran dalam APBNP 2012 karena DPR tidak menyetujui kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Padahal, dia mengatakan, penyusunan asumsi penerimaan, subsidi dan defisit dilakukan atas dasar adanya kenaikan harga BBM subsidi.
Kendati pemerintah bisa menaikkan harga BBM subsidi melalui pasal 7 ayat 6a, SBY mengatakan, tetap bisa menimbulkan masalah. "Sebenarnya ini yang tidak banyak diketahui publik di pemerintah dan pemerintah daerah," katanya.
Dengan harga BBM subsidi tetap sebesar Rp 4.500 per liter, SBY mengatakan bakal ada ada lonjakan subsidi. Apalagi, dia mengatakan, harga minyak dunia masih fluktuatif.
Dia mengkhawatirkan, beban defisit bakal melebih angka 3% jika harga BBM subsidi tidak naik. "Kalau angka defisit ini melonjak, bisa saja kita menutupi defisit dengan mencari utang baru," paparnya.
Akibat kesalahan perhitungan itu, SBY mengaku harus mencari akal menemukan solusi. Tujuannya untuk tetap menjaga laju pertumbuhan dan APBN serta fiskal tetap aman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News