Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Rencana aksi unjuk rasa besar-besaran yang akan dihelat 4 November mendatang membuat mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat bicara.
Menurutnya, aksi tersebut bisa dihindari dengan menyelesaikan masalah inti. Yakni, memproses hukum Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjajaha Purnama atas dugaan penistaan agama terkait surat Al Maidah ayat 51.
Menurut SBY, Ahok bisa terbukti bersalah atau sebaliknya bisa juga tidak bersalah.
"Pihak yang berwenang selayaknya mendengarkan pihak-pihak yang menjadi saksi. Ayo kita mendidik diri kita semua. Dengan catatan, para penegak hukum harus berlaku adil," jelas SBY seperti yang dikutip dari Kompas TV.
SBY melanjutkan, jika ada pihak yang tidak puas atas keputusan tersebut, bisa naik banding. "Itulah keadilan yang harus dihormati dan dijalani," imbuhnya.
Motif politis
Hanya saja, kasus ini terjadi menjelang pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Sehingga, muncul pertanyaan, apakah ada motif politik di belakang aksi ini?
Ketua Umum Partai Demokrat tersebut menyebutkan, apa yang diucapkan oleh Ahok berkaitan dengan surat Al Maidah 51 sebenarnya bukan pelanggaran aturan KPUD.
"Tetapi ini berkaitan dengan pidana. Baik ada atau tidak ada Pilgub, masalah ini harus segera diselesaikan. Kalau ada proses penegakan hukum, pak Ahok tidak kehilangan statusnya sebagai cagub. Pak Ahok masih bisa ikut kampanye," lanjutnya.
SBY pribadi serta Partai Demokrat berpendapat, pemilihan gubernur DKI Jakarta sudah semestinya tetap diikuti oleh tiga pasangan calon.
SBY menekankan, Ahok harus tetap diberikan kesempatan yang sama untuk mengikuti pemilihan gubernur. "Biar mereka berkompetisi secara fair. Biar rakyat Jakarta yang memutuskan siapa yang terbaik," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
