Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Mantan presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengemukakan pandangannya mengenai rencana aksi demonstrasi besar-besaran pada 4 November 2016 mendatang.
Menurut SBY, aksi demonstrasi tersebut bisa dihindari dengan menyelesaikan masalah utamanya.
"Kami berpendapat dengan apa yang bergulir sekarang ini, saya pantau dan analisis, yang terpikir adalah bagaimana agar unjuk rasa ini bisa kita cegah, tutup jangan sampai ada yang masuk dari luar daerah. Langkah-langkah itu tidak salah. Dalam arti, tidak perlu ada unjuk rasa yang besar tapi masalah selesai. nilainya A plus," kata SBY dalam konferensi pers di Cikeas Bogor.
Tapi, lanjut SBY, cara tersebut tidak menyelesaikan masalah. Menurutnya, pihak berwenang harus kembali ke akar masalah mengapa aksi tersebut terjadi.
"Tidak mungkin tidak ada sebabnya. Barangkali karena merasa tuntutannya tidak didengar. Kalau ini terjadi, sampai Lebaran kuda pasti unjuk rasa akan terus terjadi," jelasnya.
Mengutip Kompas TV, SBY lantas menguraikan inti masalah tersebut. Aksi unjuk rasa 4 November dimulai dari adanya dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terkait ayat Al Quran Al Maidah ayat 51.
"Ayo kita kembali ke situ. Penistaan agama itu dilarang. kembali ke KUHP. di Indonesia sudah ada penegakan hukum di waktu yang lalu menyangkut aturan ini. Yang bersalah harus dikenakan sanksi," imbuhnya.
Jadi, lanjut SBY, kalau ingin negara ini tidak terbakar oleh amarah, Ahok harus diproses hukum. "Jangan sampai beliau dianggap pihak yang kebal hukum," kata SBY.
Jika proses penegakan hukum berjalan benar, transparan, adil, dan tidak direkayasa, semua pihak harus menerima keputusan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
