Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo mengibaratkan proyek pengembangan infrastruktur di satu tahun masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka baru sebatas fondasi.
Dody menjelaskan bahwa fondasi ini dibangun dalam rangka mendukung program Asta Cita besutan Presiden Prabowo.
“Capaiannya, sebenarnya tahun pertama ini kan masih fondasi. Fondasi untuk bisa melompat ke tahun kedua dan seterusnya dengan lebih cepat lagi,” ujarnya saat ditemui di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Kamis (16/10).
Bukan sekedar bangun fondasi, Dody menuturkan, pihaknya juga terus meneliti maupun mengevaluasi pembangunan mana yang perlu dukungan dari warisan pemerintahan Presiden Ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
Baca Juga: Kinerja Tergerus Harga Batubara, Begini Rekomendasi Saham RMK Energy (RMKE)
Dia bilang, salah satu proyek yang dievaluasi terkait pembangunan bendungan yang sudah berjalan, namun belum ada dukungan jaringan irigasi. Menurutnya, hal ini pada akhirnya belum bermanfaat secara maksimal bagi masyarakat.
Selanjutnya, Dody membeberkan, di tahun depan pihaknya juga bakal menyasar pada pembangunan infrastruktur untuk mendukung program ketahanan pangan atau swasembada pangan hingga energi di tanah air.
“Mendukung, Asta Cita yang utama, misalnya swasembada pangan, energi dan air. Nanti tetap fokusnya bagaimana bendungan-bendungan yang ada irigasi yang ada di seluruh Indonesia raya,” bebernya.
Untuk diketahui, Kementerian PU juga telah melaporkan capaian beberapa proyek infrastruktur yang digarap. Seperti, pembangunan sekolah rakyat (SR) yang sepanjang tahun ini difokuskan pada renovasi 165 sekolah rintisan yang ditargetkan rampung akhir tahun ini.
Kementerian PU juga sudah memulai konstruksi sekolah rakyat tahap II yang dibangun secara permanen. Tak tanggung-tanggung, pembangunan sekolah permanen ini akan menyasar 104 lokasi di seluruh Indonesia.
Proses lelang untuk pekerjaan konstruksi Sekolah Rakyat Tahap II telah di mulai sejak September 2025. Proyek ini didesain untuk menampung total 112.320 siswa, yang terbagi dalam 3.744 rombongan belajar (rombel) untuk tingkat SD, SMP, dan SMA.
Rencananya, setiap unit sekolah akan dibangun secara permanen di atas lahan seluas 5 hingga 10 hektare yang disiapkan oleh pemerintah daerah. Seluruh pembangunan ditargetkan rampung untuk dapat digunakan pada tahun ajaran 2026/2027.
Selain itu, Kementerian PU juga melaporkan proges fisik pembangunan 43 jembatan gantung yang tersebar di berbagai daerah dilaporkan telah mencapai 81% per awal Oktober 2025.
Adapun anggaran yang digelontorkan untuk proyek ini mencapai Rp 246,36 miliar di mana seluruh paket pekerjaan ditargetkan rampung pada akhir tahun 2025. Di tahun 2026, PU mengalokasikan anggaran sekitar Rp 920 miliar untuk membangun 122 unit jembatan gantung baru.
Sementara itu, di sisi proyek jalan tol Kementerian PU baru saja meneken kerjasama untuk membangun jalan tol Serpong-Bogor (via Parung) yang menjadi proyek tol perdana di pemerintahan Presiden Prabowo.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Wilan Oktavian menjelaskan, proyek pembangunan jalan tol Serpong-Bogor tersebut akan mulai digarap menjelang akhir tahun 2026. Sebab, pembebasan lahan masih dalam proses.
“Pembangunan tol ini dijadwalkan di mulai dengan pengadaan tanah dan diharapkan konstruksinya dapat di mulai pada bulan Oktober 2026,” ujarnya saat penandatanganan perjanjian di Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Jakarta, Jumat (3/10/2025).
Bila tidak ada aral melintang, lanjut Wilan, proses pembangunan jalan tol tersebut ditargetkan selesai pada Agustus tahun 2028. Adapun untuk pengadaan lahan, akan mulai dilakukan pada awal tahun 2026.
Untuk diketahui, Jalan Tol Bogor–Serpong via Parung merupakan bagian integral dari jaringan Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) III. Tol ini akan terhubung dengan sejumlah ruas strategis, antara lain Jalan Tol Serpong–Balaraja (Sebaraja), Bogor Outer Ring Road (BORR), Depok–Antasari (Desari) serta Sentul Selatan–Karawang Barat.
Tol Bogor–Serpong via Parung dirancang dengan panjang total 32,03 kilometer (km), terdiri dari 27,83 kilometer di Provinsi Jawa Barat dan 4,2 km di Provinsi Banten. Dan nantinya memakan waktu kurang dari 45 menit.
Proyek ini memiliki nilai investasi sebesar Rp 12,35 triliun dengan masa konsesi selama 40 tahun. Berdasarkan kajian, tingkat pengembalian investasi (Financial Internal Rate of Return/FIRR) diperkirakan mencapai 12,16%.
Baca Juga: Jurus Pemerintah Dorong Ekonomi Akhir 2025: Tebar BLT dan Perluas Program Magang
Selanjutnya: Kinerja Tergerus Harga Batubara, Begini Rekomendasi Saham RMK Energy (RMKE)
Menarik Dibaca: Cek Ramalan Profesional Zodiak Keuangan dan Karier Besok Sabtu 18 Oktober 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













