kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Satgas: Kesiapan cold chain untuk distribusi vaksin Covid-19 sudah 97%


Jumat, 27 November 2020 / 09:49 WIB
Satgas: Kesiapan cold chain untuk distribusi vaksin Covid-19 sudah 97%
ILUSTRASI. Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito


Sumber: Kompas.com | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebutkan, pemerintah terus menyiapkan proses distribusi vaksin Covid-19. 

Ia mengklaim, kesiapan sistem distribusi berupa cold chain sudah mencapai 97%. Cold chain digunakan dalam proses distribusi untuk menjaga suhu vaksin tetap dingin supaya vaksin tetap efektif dan berkualitas. 

"Secara logistik kesiapan prosedur untuk menjaga suhu vaksin atau cold chain dengan tujuan menjaga kualitas maupun efektivitasnya sudah berjalan dengan baik," ujar Wiku, dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (26/11). 

"Saat ini rata-rata kesiapan cold chain yang berfungsi di Indonesia mencapai 97%," kata Wiku.  

Pemerintah saat ini juga tengah melakukan finalisasi untuk menentukan daerah yang akan jadi prioritas vaksinasi. 

Baca Juga: Jelang libur akhir tahun, Satgas Covid-19: Jangan lengah, belajar dari pengalaman

Penentuan ini dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti jumlah kasus positif, jumlah penduduk, hingga luas wilayah suatu daerah. Bersamaan dengan itu, kata Wiku, pemerintah sedang fokus untuk memastikan bahwa vaksin yang nantinya digunakan aman, berkhasiat dan minim efek samping. 

Wiku menyebutkan, program vaksinasi nasional pada prinsipnya sangat bergantung pada hasil uji klinis tahap 3 yang saat ini masih berlangsung. 

Setelahnya, vaksin akan dikaji oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk kemudian mendapatkan emergency use of authorization. 

"Kami berharap tahapan ini dapat berjalan sesuai rencana sehingga vaksinasi dapat dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan," ujarnya. 
Menurut Wiku, pemerintah pusat terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang dibutuhkan dalam program vaksinasi ini. 

Jumlah SDM yang dibutuhkan akan disesuaikan dengan jumlah peserta vaksinasi. 

Untuk memastikan kesiapan vaksinasi, lanjut Wiku, Presiden Joko Widodo telah melakukan peninjauan simulasi vaksinasi di Puskesmas Tanah Sareal, Bogor, pada 18 November 2020. 

"Ini dilakukan tentunya dalam rangka memastikan bahwa seluruh prosesnya dapat berjalan dengan lancar," kata dia.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×