kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Saran untuk Ditjen Pajak agar dapat mengejar setoran penerimaan pajak akhir tahun


Kamis, 23 April 2020 / 18:04 WIB
Saran untuk Ditjen Pajak agar dapat mengejar setoran penerimaan pajak akhir tahun
ILUSTRASI. Penerimaan Pajak ?? Pelayanan pajak di kantor Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan Jakarta, Kamis (27/12). Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebutkan, penerimaan pajak pada Desember 2018 akan sebesar


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Danny Darussalam Tax Center (DDTC) menyampaikan sejumlah saran kepada Ditjen Pajak agar dapat mengejar setoran pajak akhir tahun.

Pengamat Pajak DDTC, Darussalam, menilai terlepas dari pandemi ini, pada awal tahun ini Ditjen Pajak telah merumuskan Rencana Strategis (Renstra) 2020-2024 yang berisi dua pilar yakini perluasan basis pajak dan pajak untuk meningkatkan perekonomian.

Baca Juga: Ini tiga jurus ditjen pajak kejar setoran penerimaan pajak sampai akhir tahun

Menurutnya, kedua pilar tersebut semakin relevan dengan situasi pandemi ini. Di satu sisi dibutuhkan relaksasi sebagai upaya mencegah kedalaman dampak covid.

Di sisi lain, ada upaya antisipasi untuk mencegah ketidakstabilan penerimaan negara melalui perluasan basis pajak.

Perluasan basis pajak ini nantinya termasuk program peningkatan kepatuhan sukarela dan pengawasan/penegakan hukum pajak berkeadilan.

Namun demikian, Darussalam bilang program tersebut harus mulai memanfaatkan data dari pihak ketiga untuk bisa memetakan perilaku kepatuhan WP.

Baca Juga: Ini strategi Ditjen Pajak kejar target penerimaan pajak 2020 dan 2021

Darussalam menyinyalir, kendalanya mungkin terletak pada format data dari pihak ketiga dan bagaimana mengolahnya.

“Oleh karena itu, untuk kepentingan pajak, format data dr pihak ketiga harus seragam, sesuai kebutuhan DJP, dan sifatnya bisa dipergunakan untuk analisis secara digital,” kata Darussalam kepada Kontan.co.id, Kamis (23/4).



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×