kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.956.000   25.000   1,29%
  • USD/IDR 16.555   -90,00   -0,55%
  • IDX 6.926   28,03   0,41%
  • KOMPAS100 1.005   3,86   0,39%
  • LQ45 777   2,30   0,30%
  • ISSI 221   0,99   0,45%
  • IDX30 403   1,61   0,40%
  • IDXHIDIV20 475   0,87   0,18%
  • IDX80 113   0,26   0,23%
  • IDXV30 115   0,38   0,33%
  • IDXQ30 131   -0,13   -0,10%

RUU Pangan Mulai Dibahas, Bulog Bakal Bertanggung Jawab Langsung ke Presiden


Rabu, 07 Mei 2025 / 15:09 WIB
RUU Pangan Mulai Dibahas, Bulog Bakal Bertanggung Jawab Langsung ke Presiden
ILUSTRASI. Ketua Komisi IV DPR Siti Hediati Hariyadi memimpin rapat kerja dengan Menteri Pertanian di Kompleks Parlemen, Senayan. Revisi Undang-Undang Pangan (RUU Pangan) mulai dibahas bersama antara pemerintah dan Komisi IV DPR RI.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Revisi Undang-Undang Pangan (RUU Pangan) mulai dibahas bersama antara pemerintah dan Komisi IV DPR RI. 

Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau yang lebih dikenal dengan Titiek Soeharto menyebut pembahasan RUU Pangan salah satunya akan membahas terkait tranformasi kelembagaan Perum Bulog. 

Menurut Titiek, dalam pembahasannya nanti tidak menutup kemungkinan Perum Bulog akan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. 

"Insya Allah (akan dibawahi presiden), iya pokoknya kita cari yang terbaik di mana, dulu aja Bulog bisa berfungsi bisa bikin kita swasembada, kenapa sekarang mesti terlalu banyak lembaga macam-macam," ujar Titiek di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (6/5). 

Baca Juga: RUU Pangan Masuk Prolegnas 2025, Memperkuat Bulog dan Swasembada Pangan

Yang terang, lanjut Titiek, revisi ini akan menfokuskan tranformasi Bulog untuk lebih baik dalam melaksanakan tugas kedepan. 

"Kalau bicara dengan teman-teman sih arahnya ke situ, ke yang lebih baik lah gitu," kata dia.

Wacana tranformasi Bulog telah lama digaungkan. Pada saat itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan menyebut transformasi Bulog bertujuan untuk memastikan hasil panen petani, baik dari sektor padi, jagung, maupun hortikultura, dapat terserap dengan baik. Langkah ini diambil untuk memberikan jaminan kepada petani bahwa hasil panen mereka tetap memiliki nilai jual meskipun terjadi over produksi. 

Zulhas juga menegaskan transformasi Perum Bulog yang tengah dilakukan pemerintah saat ini tidak akan mengembalikan peran lembaga ini seperti di era Orde Baru, atau di zaman pemerintahan Presiden ke-2 Soeharto. 

Katanya, fokus utama Bulog saat ini adalah mendukung stabilisasi pangan dengan pendekatan yang lebih modern dan relevan dengan kebutuhan saat ini. 

Baca Juga: Kementan: Stok Beras di Gudang Bulog Tembus 3,5 Juta Ton, Tertinggi dalam 57 Tahun

Zulhas menjelaskan, pada masa Orde Baru, Bulog memiliki fungsi stabilisasi yang sangat dominan. Namun, transformasi Bulog yang baru ini tidak akan kembali ke pola lama itu. Transformasi Bulog saat ini adalah memastikan keberhasilan swasembada pangan dengan memberikan dukungan penuh kepada petani. 

"Paling penting yang akan kami segera selesaikan, itu mengenai transformasi Bulog. Kalau dulu Bulog di zaman Orde Baru, zaman Pak Soeharto, dia fungsi sebagai stabilisasi, tapi tentu (yang saat ini) tidak akan kembali seperti zaman dulu. Swasembada kami akan berhasil apabila hasil pertanian itu dibeli (Bulog)," kata Zulhas dalam acara Indonesia Marine and Fisheries di Raffles Jakarta, Selasa (10/12). 

Selanjutnya: Klaim BPJS Ketenagakerjaan Naik 20% pada Kuartal I-2025, Tembus Rp15,76 Triliun!

Menarik Dibaca: Amankah Konsumsi Kopi Pahit untuk Asam Lambung?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×