kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.956.000   25.000   1,29%
  • USD/IDR 16.555   -90,00   -0,55%
  • IDX 6.926   28,03   0,41%
  • KOMPAS100 1.005   3,86   0,39%
  • LQ45 777   2,30   0,30%
  • ISSI 221   0,99   0,45%
  • IDX30 403   1,61   0,40%
  • IDXHIDIV20 475   0,87   0,18%
  • IDX80 113   0,26   0,23%
  • IDXV30 115   0,38   0,33%
  • IDXQ30 131   -0,13   -0,10%

Bank Indonesia Turunkan Outstanding SRBI, Agar Likuiditas Diserap Masyarakat


Rabu, 07 Mei 2025 / 13:20 WIB
Bank Indonesia Turunkan Outstanding SRBI, Agar Likuiditas Diserap Masyarakat
ILUSTRASI. Bank Indonesia secara bertahap melakukan pengurangan outstanding SRBI, agar likuiditas lebih banyak diserap oleh masyarakat.KONTAN/Cheppy A. Muchlis/23/04/2025


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) secara bertahap melakukan pengurangan outstanding Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), agar likuiditas lebih banyak diserap oleh masyarakat.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI Erwin Gunawan Hutapea mengungkapkan, pengurangan outstanding SRBI secara bertahap agar likuiditas menjadi longgar, dan likuiditas bisa mengalir ke industri dan masyarakat.

“Karena kuncinya dilonggarkan, likuiditasnya akan mengalir ke industri itu lebih banyak. Nah sehingga sebagai bagian dari upaya itu, untuk SRBI secara bertahap BI melakukan penurunan outstanding,” tutur Erwin dalam Taklimat Media BI, Rabu (7/5).

Baca Juga: Kepemilikan Bank di SRBI Semakin Menyusut, Dibayangi Pengetatan Likuiditas

Erwin mencatat, jumlah outstanding SRBI tercatat cukup tinggi mencapai Rp 923,53 triliun pada akhir 2024. Nilai tersebut tercatat menurun 4,5% secara year to date (YtD) menjadi Rp 881,86 triliun per 21 April 2025.

Erwin menambahkan, penurunan penerbitan SRBI ini menunjukkan upaya BI untuk melepaskan likuiditas agar dapat dimanfaatkan oleh perbankan. Maka dari itu, perbankan bisa menyalurkan lebih banyak kreditnya kepada industri dan masyarakat.

“Ini Menunjukkan BI mencoba merilis likuiditas yang ada untuk bisa digunakan oleh perbankan. Volume pasar uang terjaga cukup baik sebagai refleksi dari market yang well functioning, volume pasar valasnya juga meningkat, menunjukkan bahwa pasar kita mampu memfasilitasi pihak-pihak, baik itu korporasi,” jelasnya.

Sejalan dengan itu, Erwin juga menyebut bahwa tujuan penurunan outstanding SRBI adalah  karena BI ingin mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini karena, meskipun sudah ada insentif Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) yang dikeluarkan oleh BI, perbankan masih seret menyalurkan kreditnya.

Sebagaimana diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025 tercatat sebesar 4,87% year on year (yoy). Pertumbuhan ekonomi ini tercatat lebih rendah dibanding kuartal IV-2024 yang tumbuh 5,02% yoy, dan juga lebih rendah dibanding kuartal I-2024 yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,11% yoy.

Baca Juga: Outstanding SRBI Konsisten Turun Sejak Desember 2024, Ini Kata Ekonom

Sebelumnya, Ekonom Bank Danamon Hosianna Evalita Situmorang mengatakan, penurunan outstanding SRBI ini mempertimbangkan kebutuhan pemerintah yang akan meningkatkan penerbitan SBN secara front-loading.

Jadi ruang penurunan SRBI kemungkinan masih terbuka ke depan, selama likuiditas perbankan tetap terjaga dan koordinasi fiskal-moneter tetap solid," ungkap Ana, sapaan akrab Hosianna kepada Kontan, Minggu (20/4).

Di tengah volatilitas nilai tukar, Ia menilai masih ada potensi BI kembali memanfaatkan SRBI untuk menarik aliran modal asing sebagai bagian dari upaya stabilisasi rupiah. Pasalnya, instrumen ini tetap menjadi opsi fleksibel yang bisa digunakan BI sesuai dinamika pasar dan tekanan eksternal yang berkembang.

Selanjutnya: Promo Susu Alfamart Periode 1-15 Mei 2025, Bebelac Diskon hingga Rp 29.700

Menarik Dibaca: Promo Susu Alfamart Periode 1-15 Mei 2025, Bebelac Diskon hingga Rp 29.700

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×