Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan The Fed akan menahan suku bunga acuannya atau Federal Funds Rate (FFR) di level 4,25% hingga 4,5% pada Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Mei 2025 ini.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI Erwin Gunawan Hutapea mengungkapkan, proyeksi tersebut sejalan dengan perkiraan Amerika Serikat (AS) yang ingin lebih mendorong pertumbuhan ekonomi dan inflasi di negaranya.
“Inflasi (AS) tidak turun secepat yang mereka bayangkan sebelumnya, sehingga mereka masih menimbang-nimbang untuk melakukan cutting (pemangkasan suku bunga). Sebagian besar pelaku pasar membaca mereka akan melakukan cutting, tapi mungkin kita akan lihat statementnya seperti apa,” tutur Erwin dalam Taklimat Media, Rabu (7/5).
Baca Juga: Goldman Sachs Prediksi BI Bisa Pangkas Suku Bunga 100 bps, Begini Efeknya ke Saham
Selain itu, Erwin menyebut proyeksi The Fed masih akan mempertahankan suku bunganya, terlihat dari kekhawatiran mereka, karena tidak ingin salah mengambil langkah seperti yang dilakukan saat era pandemic Covid-19.
Pada saat itu, The Fed secara terburu-buru memangkas suku bunganya, sehingga dengan adanya geopolitik di Rusia dan Ukraina imbas penurunan suku bunga tersebut diluar ekspektasi.
“Ada global supply chain yang terganggu, sehingga kan inflasi itu cepat melompat di luar bunga,” ungkapnya.
Alasan lainnya, proses negosiasi tarif resiprokal perdagangan antara AS dan China juga diperkirakan akan mempengaruhi pergerakan suku bunga The Fed.
Adapun beberapa bank sentral yang sudah melakukan pemangkasan suku bunga adalah Bank Sentral China (People’s Bank of China/PBOC) mengumumkan penurunan suku bunga secara signifikan pada Rabu (6/5). bunga reverse repurchase (reverse repo) tujuh hari akan dipangkas sebesar 10 basis poin menjadi 1,4% dari sebelumnya 1,5%.
Kemudian, Bank Sentral Filipina (BSP) memangkas suku bunga acuannya sebesar bps menjadi 5,50% pada 11 April 2025.
Baca Juga: BI Rate Tetap, Bank Digital Belum Ubah Bunga Deposito
“Sehingga pertanyaannya bagaimana kemudian respon bank sentral lain di tengah pertumbuhan dunia akan melambat, adakah bank-bank sentral juga akan secara serta melakukan cutting?,” ungkapnya.
Meski demikian, Erwin enggan mengungkapkan arag pergerakan suku bunga atau BI-Rate pada Rapat Dewan Gubernur Mei 2025 ini.
Namun ia menjelaskan, setiap bank sentral dalam memutuskan arah kebijakan moneternya memiliki mandate masing-masing, serta mempertimbangkan faktor-faktor lain.
“Karena begitu kita pangkas suku bunga acuan dalam konteks konstelasi yang sedang bergerak sangat dinamis, ini kan sangat mempengaruhi bagaimana investor global itu akan melakukan rebalancing portofolio mereka di tengah beberapa bank sentral di tengah pertumbuhan, mungkin di tengah risiko yang ada,” tandasnya.
Selanjutnya: 5 Cara Memilih Sampo untuk Rambut Kering, Perhatikan Kandungannya
Menarik Dibaca: 5 Cara Memilih Sampo untuk Rambut Kering, Perhatikan Kandungannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News