Reporter: Chelsea Anastasia, Nurtiandriyani Simamora | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kembali menegaskan komitmennya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, di tengah tekanan yang terus membayangi mata uang nasional.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan bahwa otoritas moneter akan menggunakan seluruh instrumen yang tersedia secara tegas, mulai dari instrumen pasar domestik seperti spot dan DNDF, pembelian SBN di pasar sekunder, hingga intervensi di pasar internasional (Asia, Eropa, Amerika) melalui NDF, untuk meredam gejolak nilai tukar.
“Bank Indonesia menggunakan seluruh instrumen yang ada secara bold, baik di pasar domestik melalui instrumen spot, DNDF, dan pembelian SBN di pasar sekunder, maupun di pasar luar negeri di Asia, Eropa, dan Amerika secara terus menerus, melalui intervensi NDF,” ujar Perry dikutip dalam keterangan resminya, Jumat (26/9/2025).
Perry meyakini seluruh upaya yang dilakukan Bank Indonesia dapat menstabilkan nilai tukar rupiah, sesuai nilai fundamentalnya.
Baca Juga: Mengantisipasi Data AS, Rupiah Masih Berpotensi Tertekan Jumat (26/9)
Selain itu, BI juga mengimbau agar seluruh pelaku pasar turut menjaga iklim pasar keuangan yang kondusif agar stabilitas nilai tukar tercapai bersama.
"Bank Indonesia juga mengajak seluruh pelaku pasar untuk turut bersama-sama menjaga iklim pasar keuangan yang kondusif, sehingga stabilitas nilai tukar Rupiah dapat tercapai dengan baik," ungkap Perry.
Rupiah telah menunjukkan pola pelemahan dalam beberapa waktu terakhir. Pada Kamis (25/9), rupiah spot melemah 0,39 % ke posisi Rp 16.749 per dolar AS, sedangkan kurs acuan JISDOR BI mencatat koreksi 0,43 % ke Rp 16.752.
Memasuki perdagangan Jumat (26/9), Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong memprediksi rupiah masih akan dalam tekanan. "Sebab, investor masih was-was mengantisipasi data inflasi PCE AS,” imbuhnya
Mempertimbangkan hal tersebut, ia memperkirakan rupiah akan berada di kisaran Rp 16.700–Rp 16.800 per dolar AS
Selanjutnya: Bayi Rewel dan Suka Menangis, Wajarkah?
Menarik Dibaca: Bayi Rewel dan Suka Menangis, Wajarkah?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News