kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah terus melemah, ini kata Presiden Jokowi


Senin, 02 Maret 2015 / 20:55 WIB
Rupiah terus melemah, ini kata Presiden Jokowi
ILUSTRASI. Karyawan berjalan di depan layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Presiden Joko Widodo mengatakan tidak ada masalah yang terjadi dengan kondisi fundamental Indonesia. Dengan demikian, pelemahan nilai tukar rupiah hari ini bukan menunjukkan kondisi perekonomian yang memburuk.

Justru, menurutnya, kondisi perekonomian Indonesia sudah dalam tren yang baik, hal itu ditunjukan dengan pergerakan harga yang sudah dua bulan mengalami deflasi. "(Pelemahan) ini hanya sementara, yang dipicu oleh penguatan Dollar AS terhadap semua mata uang dunia," ujar Jokowi, Senin (2/3) di Istana Negara.

Penguatan dollar AS itu ditunjang oleh sejumlah data perbaikan di negeri Paman Sam, serta kondisi perekonomian di Eropa yang juga masih belum stabil.

Selain deflasi, Jokowi juga mengatakan sisi cadangan devisa saat ini masih cukup besar. Tercatat jumlah cadangan devisa Indonesia saat ini sebesar US$ 114,3 miliar. Begitupun aliran dana yang masuk ke dalam negeri masih cukup tinggi, bahkan lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2014.

Sejak awal Januai hingga Februari 2015 jumlah aliran dana yang masuk mencapai Rp 57 triliun. Sementara tahun lalu, jumlahnya hanya Rp 30 triliun.

Ia juga memastikan volatilitas nilai tukar rupiah masih tetap terjaga sesuai dengan fundamentalnya.

Dengan begitu, pemerintah optimistis hingga akhir tahun 2015, rata-rata nilai tukar akan tetap terjaga sesuai dengan asumsi makro dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) sebesar Rp 12.500 per dollar AS.

Pihaknya juga telah berkoordiansi dengan Bank Indonesia (BI) terkait kondisi ini. Pemerintah berharap BI bisa tetap menjaga pergerakan nilai tukar sesuai dengan fundamentalnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×