kontan.co.id
banner langganan top
Rabu, 26 Maret 2025 | : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.769.000   10.000   0,57%
  • USD/IDR 16.585   15,00   0,09%
  • IDX 6.472   236,74   3,80%
  • KOMPAS100 924   40,02   4,53%
  • LQ45 731   34,12   4,90%
  • ISSI 200   4,82   2,46%
  • IDX30 385   18,89   5,16%
  • IDXHIDIV20 466   22,10   4,98%
  • IDX80 105   4,49   4,47%
  • IDXV30 110   3,87   3,64%
  • IDXQ30 126   5,57   4,61%
  • EMAS 1.769.000   10.000   0,57%
  • USD/IDR 16.585   15,00   0,09%
  • IDX 6.472   236,74   3,80%
  • KOMPAS100 924   40,02   4,53%
  • LQ45 731   34,12   4,90%
  • ISSI 200   4,82   2,46%
  • IDX30 385   18,89   5,16%
  • IDXHIDIV20 466   22,10   4,98%
  • IDX80 105   4,49   4,47%
  • IDXV30 110   3,87   3,64%
  • IDXQ30 126   5,57   4,61%
  • EMAS 1.769.000   10.000   0,57%
  • USD/IDR 16.585   15,00   0,09%
  • IDX 6.472   236,74   3,80%
  • KOMPAS100 924   40,02   4,53%
  • LQ45 731   34,12   4,90%
  • ISSI 200   4,82   2,46%
  • IDX30 385   18,89   5,16%
  • IDXHIDIV20 466   22,10   4,98%
  • IDX80 105   4,49   4,47%
  • IDXV30 110   3,87   3,64%
  • IDXQ30 126   5,57   4,61%

Rupiah Terus Ambruk, Defisit APBN Berpotensi Melebar Jadi 2,9% dari PDB Tahun Ini


Selasa, 25 Maret 2025 / 19:46 WIB
Rupiah Terus Ambruk, Defisit APBN Berpotensi Melebar Jadi 2,9% dari PDB Tahun Ini
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan paparan pada konferensi pers APBN KiTa di Jakarta, Kamis (13/3/2025). Menteri Keuangan melaporkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) per 28 Februari 2025 mengalami defisit sebesar Rp31,2 triliun atau 0,13 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/YU


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Defisit Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara diproyeksi mencapai 2,9% dari Produk Domestik Bruto (PDB) tahun ini imbas nilai tukar rupiah yang terus melemah. Defisit tersebut melebar dari yang ditargetkan pemerintah sebesar 2,53% dari PDB.

Untuk diketahui, mata uang Garuda menyentuh level terendahnya sejak krisis moneter 1998. Rekor ini menjadi alarm waspada bagi Indonesia.

Pada Selasa (25/3) pagi, rupiah sempat menyentuh level Rp 16.642 per dolar AS. Namun, rupiah spot ditutup pada level Rp 16.612 pada akhir perdagangan Selasa (25/3), melemah 0,26% dari sehari sebelumnya yang ada di Rp 16.568 per dolar AS.

Ekonom Senior KB Kalbe Valbury Sekuritas Fikri C. Permana menilai, apabila  defisit APBN semakin melebar jauh dari asumsi ekonomi makro dalam APBN 2025 yang ditargetkan sebesar Rp 16.100 per dollar AS, maka belanja negara akan bertambah dan defisit akan melebar.

Baca Juga: IHSG Anjlok, Realisasi APBN Jeblok, Isu Mega Korupsi Dinilai Jadi Penyebab

Fikri tak memungkiri, memang penerimaan negara juga akan bertambah dengan kondisi nilai tukar rupiah tersebut. Akan tetapi, penerimaan negara tahun ini diperkirakan akan merosot, utamanya dari penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sejalan dengan harga komoditas yang sedang meningkat, membuat permintaan menurun.

“Melihat dari kondisi sekarang, komoditas batubara yang (kinerja ekspor) mengalami penurunan yang cukup signifikan, saya juga khawatir. Jangan-jangan penerimaan akan shortfall,” tutur Fikri kepada Kontan, Selasa (25/3).

Adapun bila melihat analisis sensitivitas APBN 2025 terhadap perubahan asumsi dasar ekonomi makro, setiap pelemahan nilai tukar rupiah sebesar Rp 100 per dolar AS, akan berdampak pada peningkatan belanja negara sebesar Rp 8 triliun.

Selain itu, setiap pelemahan nilai tukar rupiah sebesar Rp 100 per dolar AS, defisit APBN juga akan bertambah Rp 3,4 triliun.

Sehingga dengan nilai tukar rupiah saat ini Rp 16.612 per dollar AS, atau melemah Rp 412 dari asumsi dalam APBN 2025, maka belanja negara akan bertambah menjadi Rp 32,96 triliun, dan defisit akan bertambah menjadi Rp 15,3 triliun.

Di sisi lain, memang pendapatan negara akan bertambah Rp 4,7 triliun, setiap pelemahan nilai tukar rupiah sebesar Rp 100 per dolar AS. Dengan deviasi nilai tukar rupiah Rp 412, maka tambahan pendapatan negara hanya mencapai Rp 19,36 triliun, lebih rendah dari tambahan belanja negara.

Fikri menilai, beberapa pos belanja negara yang kemungkinan membengkak adalah belanja infrastruktur, dan juga pembayaran bunga utang yang dianggarkan Rp 550 triliun tahun ini.

Baca Juga: Defisit APBN Capai Rp 31 Triliun per Februari 2025, Ini Kata Menko Airlangga

Lebih lanjut, Fikri berharap pelemahan nilai tukar rupiah tidak terus berlanjut hingga akhir tahun atau setidaknya berada di level Rp 16.200 per dollar AS pada akhir 2025.

“Tapi jika pemerintah masih komunikasinya kurang baik seperti sekarang, saya khawatir mungkin rupiahnya bisa mendekati Rp16.800 atau mungkin di atas Rp 17.000an di akhir tahun,” ungkapnya.

Menurutnya, komunikasi yang baik dari pemerintah menjadi bagian penting untuk meredam kekhawatiran pasar. Pemerintah disarankan untuk bisa menjelaskan secara lebih baik terkait isu-isu yang meresahkan banyak pihak.

“Mungkin tidak emosian atau mungkin tidak terlalu gampang untuk bercanda ya. Seperti Pak Prabowo bilang bahwa IHSG naik-turun itu biasa. Iya itu semua orang juga tahu. Tapi mungkin sebagai seorang Presiden, menjelaskan dengan lebih saintifik mungkin,” terangnya.

Baca Juga: Rupiah Terus Melemah, Belanja APBN 2025 Berpotensi Bengkak, Defisit Melebar

Selanjutnya: Upaya Pelindo Solusi Logistik Perkuat SDM Muda untuk Keberlanjutan Bisnis

Menarik Dibaca: Tes Kesehatan Otak Mudah dengan Aplikasi BrainEye

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media
Tag

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×