kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.759.000   14.000   0,80%
  • USD/IDR 16.530   -100,00   -0,61%
  • IDX 6.312   88,27   1,42%
  • KOMPAS100 903   6,88   0,77%
  • LQ45 712   2,66   0,38%
  • ISSI 198   3,50   1,80%
  • IDX30 373   2,21   0,60%
  • IDXHIDIV20 448   3,53   0,79%
  • IDX80 103   0,27   0,27%
  • IDXV30 108   0,52   0,49%
  • IDXQ30 122   0,86   0,71%

Rupiah Melempem, Laju Inflasi Perlu Direm


Minggu, 30 Oktober 2022 / 20:43 WIB
Rupiah Melempem, Laju Inflasi Perlu Direm
ILUSTRASI. Rupiah


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah masih bergerak di atas Rp 15.000 per dolar Amerika Serikat (AS) selama bulan Oktober 2022. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut turut memberi sumbangan terhadap inflasi pada bulan Oktober 2022.

Meski begitu, ekonom kompak menyebut sumbangan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap inflasi pada periode tersebut relatif rendah.

Seperti Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan, terjadi penurunan harga (deflasi) pada bulan Oktober 2022 sebesar 0,08% secara bulanan (MoM).

Penurunan inflasi tersebut seiring dengan inflasi makanan yang relatif rendah. Meski secara tahunan, masih terdapat inflasi yang tinggi sebesar 5,74% yoy.

Baca Juga: Ada Panen, Tingkat Inflasi Melandai di Oktober 2022

“Pelemahan rupiah turut berkontribusi. Namun, inflasi makanan bergejolak (volatile food) relatif rendah. Sehingga bahkan terdapat deflasi secara bulanan,” terang David kepada Kontan.co.id, MInggu (30/10).

Sementara Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira memperkirakan, masih ada peningkatan harga (inflasi) secara bulanan pada Oktober 2022, yaitu sebesar 0,07% MoM. Namun, tingkat inflasi ini lebih landai dari inflasi pada bulan September 2022 yang mencapai 1,17% MoM.

Pelemahan kurs sepanjang Oktober 2022 menyumbang pada imported inflation. Namun, Bhima melihat sumbangannya masih tak terlalu terlihat pada Oktober 2022, mengingat produsen masih menggunakan stok lama.

Namun, Bhima menginagtkan, bila rupiah terus melemah, sumbangan pelemahan nilai tukar rupiah ke inflasi bisa bertambah besar. Pasalnya, ini mempersempit margin para pelaku usaha, sehingga mau tak mau mereka menaikkan harga jual barangnya kepada konsumen.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×