Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Dikky Setiawan
NUSA DUA. Pelemahan nilai tukar rupiah sepanjang kuartal IV 2013, ternyata berdampak signifikan pada subsidi bahan bakar minyak (BBM).
Buktinya, beban subsidi BBM menjelang akhir tahun terkerek hingga 25% akibat menguatnya mata uang dollar Amerika Serikat terhadap rupiah.
Wakil Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro memperkirakan, akan ada tambahan sekitar Rp 50 triliun untuk subsidi BBM di tahun 2013 ini.
Artinya, di sepanjang tahun ini, pemerintah membuang Rp 250 triliun hanya untuk subsidi BBM. Hal ini mengingat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2013, subsidi BBM mencapai Rp 199,9 triliun.
Padahal, pemerintah sudah berusaha menekan subsidi BBM dengan menaikan harga pada 22 Juni lalu.
"Karena kami harus mengimpor bahan bakar dan pelemahan rupiah terjadi akhirnya subsidinya naik hingga 25%," kata Bambang dalam seminar internasional l Avoiding The Middle Income Trap : Lesson Learnt and Strategies for Indonesia to Grow Equitably and Sustainably di Nusa Dua, Kamis (12/12).
Hal tersebut memang tidak dapat dihindari oleh pemerintah. Padahal dengan dana sebesar Rp 50 triliun, pemerintah dapat membenahi infrastruktur.
"Contohnya saja untuk pembangunan bandara baru untuk di Jakarta. Dengan dana segitu semuanya akan mudah," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News