CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Rupiah Diproyeksi Menguat di Tengah Potensi Suku Bunga The Fed Turun Lebih Cepat


Kamis, 18 Juli 2024 / 08:05 WIB
Rupiah Diproyeksi Menguat di Tengah Potensi Suku Bunga The Fed Turun Lebih Cepat
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) memperkirakan rupiah dapat kembali menguat dengan potensi suku bunga The Fed yang turun


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo optimistis nilai tukar rupiah akan terus melanjutkan tren penguatan.

Ini seiring dengan peluang penurunan  suku bunga Amerika Serikat (AS) Fed Funds Rate (FFR) yang lebih cepat, moderasi yield US Treasury, dan arus modal masuk yang masih baik.

Orang nomor satu di BI ini meramal bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga acuannya pada November 2024, lebih cepat dari perkiraan akhir tahun ini.

"Kalau seperti ini, membuka peluang Rupiah akan lebih menguat, akan lebih stabil setidaknya, dengan probabilitas FFR yang maju," ujar Perry dalam Konferensi Pers di Jakarta, Rabu (17/7).

Perry menyebut, nilai tukar rupiah hingga 16 Juli 2024 menguat 1,21% dibandingkan dengan posisi akhir Juni 2024.

Baca Juga: BI Tahan Suku Bunga, Rupiah Diprediksi Lanjut Menguat Pada Kamis (18/7)

Penguatan nilai tukar rupiah tersebut dipengaruhi oleh komitmen Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan fundamental perekonomian Indonesia yang kuat.

Dengan perkembangan tersebut, nilai tukar rupiah melemah 4,84% (ytd) dari level akhir Desember 2023, lebih rendah dibandingkan dengan pelemahan Peso Filipina, Baht Thailand, dan Won Korea masing-masing sebesar 5,14%, 5,44%, dan 7,03%.

Ke depan, nilai tukar rupiah diperkirakan bergerak stabil dalam kecenderungan menguat sejalan dengan menariknya imbal hasil, rendahnya inflasi, dan tetap baiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia, serta komitmen BI untuk terus menstabilkan nilai tukar Rupiah yang kemudian mendorong berlanjutnya aliran masuk modal asing.

Tidak hanya itu, BI terus mengoptimalkan seluruh instrumen moneter, termasuk penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI.

Kemudian, BI juga akan memperkuat koordinasi dengan Pemerintah, perbankan, dan dunia usaha untuk mendukung implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejalan dengan PP Nomor 36 Tahun 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×