kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

RI-China gagas tol laut dan jalur Sutera


Jumat, 13 Maret 2015 / 08:31 WIB
RI-China gagas tol laut dan jalur Sutera
Promo HokBen Payday Terbaru September 2023, Caskback 100% dengan SeaBanK Tanpa Transaksi Minimal!


Reporter: Agus Triyono | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Rencana pemerintah membangun proyek Tol Laut mendapatkan sambutan hangat dari beberapa negara, salah satunya adalah China. Negeri Tirai Bambu ini dikabarkan tertarik untuk menyatukan proyek ambisius milik Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan proyek Jalur Sutera atau Maritime Silk Road yang tengah digagas China. 

Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas Dedy Priatna mengatakan, Presiden China Xi Jinping sudah merayu Presiden Jokowi untuk segera mewujudkan kedua proyek yang diperkirakan menelan dana investasi hampir Rp 700 triliun tersebut.

Pembahasan lebih lanjut mengenai penyatuan kedua proyek ini akan dibahas di bulan Maret ini. "Rencananya dalam kunjungan Presiden Jokowi ke China, Maret ini, salah satu yang dibahas adalah tentang proyek ini," kata Dedy, Rabu (11/3).

Sebelumnya, Xi Jinping sudah sempat mengutarakan keinginannya untuk kembali membangun jalur sutera yang bersinggungan dengan Indonesia, Singapura dan Malaysia. Upaya ini dilakukan untuk memperkuat kerjasama maritim dengan negara di kawasan Asia Tenggara dan meningkatkan hubungan dagang yang sudah terjadi melalui ASEAN- China Free Trade Agreement.

Pengamat Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Latif Adam menyebut, dua konsep yang ingin dikembangkan oleh kedua negara tersebut memang menjanjikan. Jika kedua proyek tersebut disatukan, memang bisa menghidupkan kembali jalur perdagangan yang pernah sukses di masa lalu. 

"Kalau ini disatukan, Bitung dibangun, ekspor dari Sulawesi tidak perlu ke Priok lagi, bisa langsung ke China, dan lain sebagainya, ini menguntungkan, mengingat nilai perdagangan Indonesia besar dengan China," kata Latif.

Meskipun menguntungkan, pemerintah harus memanfaatkan ketertarikan China tersebut dengan meminta insentif. Salah satunya, meminta agar Negeri Panda ini memberikan pinjaman lunak guna membangun infrastruktur tol laut.

Upaya ini harus dilakukan karena biaya untuk membangun tol laut besar. "Mereka pasti ingin komprehensif, jika Maritime Silk Road terputus, keuntungan mereka tidak akan maksimal, ini harus dimanfaatkan," kata Latif.

Asal tahu saja, dalam roadmap tol laut yang dikembangkan Bappenas, ada 24 pelabuhan yang akan dibangun dan dikembangkan untuk menunjang program tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×