kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

RI akan bebaskan visa untuk 5 negara ini


Rabu, 05 November 2014 / 13:51 WIB
RI akan bebaskan visa untuk 5 negara ini
ILUSTRASI. Manfaat Labu Kuning untuk MPASI yang Perlu Anda Tahu


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Untuk meningkatkan pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia, pemerintah segera menetapkan bebas visa kunjungan singkat untuk lima negara yang merupakan pasar utama pariwisata Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Indroyono Soesilo mengungkapkan hal tersebut pada Rapat Koordinasi Gabungan di Gedung Sapta Pesona,  Rabu (5/11). 

"Telah disepakati kita akan menambah bebas visa ke lima negara sasaran pasar pariwisata Indonesia. Saat ini sudah ada 15 negara yang bebas visa. Tambahan lima negara adalah Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Rusia, dan Australia," ungkap Indroyono. 

Ia menuturkan dengan diberlakukannya bebas visa kunjungan singkat untuk kelima negara tersebut, diharapkan dalam setahun akan menambah kehadiran wisman sebanyak 450.000 -500.000. "Memang kita akan kehilangan visa 25 dolar per wisman," katanya.

Jadi jika dikali 450.000 wisman maka potensi kehilangan sebesar 11,250 juta dollar AS. Tetapi, lanjutnya, dengan kehadiran 450.000 wisman tersebut, dengan perhitungan pengeluaran per wisman 1.200 dolar AS, maka negara bisa mendapatkan sekitar 540 juta dolar AS. 

Sementara itu, Menteri Pariwisata Arief Yahya mengungkapkan bahwa jumlah peningkatan sebesar 500.000 tersebut tergolong besar. Sebab, lanjutnya, penambahan wisman setiap tahunnya tidak sampai satu juta. "Jadi angka 500.000 itu tinggi. Ini bisa jadi cara cerdik untuk menambah jumlah wisman. Point lebih utama yang akan kita tingkatkan adalah customer service," tutur Arief. 

Ia menambahkan hal terpenting adalah pelayanan. Jika seseorang mengurus visa saja sudah luar biasa rumit, maka dengan pembebasan visa dapat meningkatkan pelayanan pada konsumen. "Jika mereka puas (dengan pelayanannya), pendapatan dengan sendirinya akan naik," tutur Arief. 

Arief juga menuturkan negara-negara lain yang memberikan bebas visa ke negara pasar pariwisata, seperti yang dilakukan Malaysia dan Singapura, pertumbungan jumlah wisman pun tinggi. Beberapa studi, lanjutnya, menyebutkan penerapan bebas visa bisa meningkatkan wisman sebesar 5-25 persen. Targetnya, ungkap Arief, implementasi bebas visa tersebut akan dilakukan di Januari 2015. 

Pemilihan lima negara yang mendapatkan bebas visa tersebut didasarkan bahwa kelima negara tersebut memang pasar utama pariwisata Indonesia. Menurut Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri Noviendi Makalam, kelima negara tersebut menyumbang 54 persen dari jumlah wisman yang datang ke Indonesia.  

"Jadi dilihat pasar utama kita siapa saja, Singapura dan Malaysia masuk, tapi mereka kan sudah bebas visa. Nah yang lima ini belum bebas visa," kata Noviendi. 

Menurut Noviendi, berdasarkan kajian yang dilakukan pihak Kementerian Pariwisata, dari program bebas visa untuk lima negara tersebut saja, jika ditotal dengan wisman tradisional dan wisman lain-lain bisa mendapatkan kunjungan wisman sebesar 16 juta wisman di tahun 2019. "Ini belum termasuk program-program promosi dan program lainnya ya," ungkap Noviendi.

Sebagai gambaran, program Jokowi-JK menetapkan target kunjungan 20 juta wisman di tahun 2019. Hal ini berarti lebih dari dua kali lipat lebih besar dibandingkan perkiraan pencapaian di tahun 2014 yaitu 9,5 juta wisman. 

Saat ini, Indonesia menerapkan fasilitas bebas visa kunjungan singkat untuk 15 negara. Kelima belas negara tersebut adalah 9 negara di ASEAN (Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam, Kamboja, Myanmmar, Laos),  Chile, Hongkong, Makau, Moroko, Peru, dan Turki. (Ni Luh Made Pertiwi F)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×