Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dunia usaha diperkirakan perlahan bangkit seiring dengan adanya pelonggaran mobilitas dan melandainya kasus harian Covid-19.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan, sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendukung dunia usaha, pemerintah terus melakukan upaya perbaikan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single Submission (OSS) ke seluruh daerah. Sehingga para pengusaha khususnya UMKM dapat merasakan manfaatnya.
“Pemerintah juga melakukan pengendalian harga baik oleh pusat yakni Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan juga Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dengan berbagai program,” tuturnya kepada Kontan.co.id, Kamis (12/5).
Dukungan lain yang dilakukan adalah dengan hilirisasi industri yang berbasis Sumber Daya Alam (SDA) Indon4sia, serta melanjutkan pembangunan infrastruktur dan juga terus mendorong ekspor.
Selain itu, optimisme dunia usaha saat ini lanjutnya, didukung secara bertahap oleh pemerintah dengan adanya pelonggaran mobilitas sejalan dengan kasus Covid-19 yang mulai meladai. “Dengan dibukanya mobilitas, maka semua sektor ekonomi akan pulih,” kata Iskandar.
Baca Juga: Kolaborasi dengan DANA Indonesia, Kementerian Investasi Dorong Pelaku UMKM Naik Kelas
Adapun, untuk menjaga daya beli masyarakat saat inflasi global mengancam, pemerintah tetap memberikan dan memperluas bantuan sosial (bansos) sebanyak 40% masyarakat terbawah. Bantuan tersebut diantaranya, sebanyak 25 juta Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Langsung Tunai (BLT) minyak goreng, BLT Dana Desa, bantuan tunai untuk pedagang kaki lima, warung, juga nelayan, dan bantuan lainnya.
Bangkitnya dunia usaha ini, diharapkan pemerintah bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang semakin baik ke depannya. Iskandar mengatakan, jika mengacu pada kuartal I 2022 yang pertumbuhan ekonominya sebesar 5,1%, dunia usaha juga turut berkontribusi, tercermin dari industri pengolahan yang tumbuh 5,07%, begitu juga perdagangan, hotel, restoran, transportasi, dan lainnya.
“Dari sisi pengeluaran, ekspor seperti Crude Palm Oil (CPO) yang menduduki urutan pertama juga tidak terlepas kontribusi dari dunia usaha,” jelasnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga mengatakan, dunia usaha sudah mulai optimis karena masyarakat mulai melakukan mobilitas dan juga sudah membelanjakan konsumsinya secara baik.
Baca Juga: Dorong Sinergi, Kementerian Investasi Gandeng Kemendes PDTT
“Kalau itu terjadi, maka bisnis berani untuk pinjam dan bank berani untuk meminjamkan uang karena dianggap bisnisnya akan berjalan baik. Ini yang dikatakan pertumbuhan dari kredit diharapkan akan tumbuh lebih tinggi di atas yang sekarang ini,” kata Sri Mulyani.
Lebih lanjut, Sri Mulyani bilang, optimistis tersebut juga telah memberikan harapan bahwa sektor usaha swasta bisa dan mulai melakukan kegiatan produktif investasi, baik yang berasal pendapatannya sendiri maupun berasal dari kredit perbankan, serta dari penanaman modal di dalam negeri maupun luar negeri.
Dengan begitu, jika konsumsi dan permintaan masyarakat tumbuh dan tetap terjaga baik, maka pemerintah bisa mulai mundur untuk memberikan bantuan melalui APBN terutama untuk membantu penanganan Covid-19. Menurutnya APBN tetap penting, tapi akan lebih diprioritaskan untuk menjaga daya beli masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News