kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.956.000   25.000   1,29%
  • USD/IDR 16.539   -84,00   -0,51%
  • IDX 6.947   48,63   0,70%
  • KOMPAS100 1.006   5,27   0,53%
  • LQ45 778   3,68   0,48%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 403   1,92   0,48%
  • IDXHIDIV20 475   0,54   0,11%
  • IDX80 114   0,61   0,54%
  • IDXV30 116   0,49   0,42%
  • IDXQ30 131   -0,08   -0,06%

Rencana cadangan menghadapi masa suram


Kamis, 11 Juni 2015 / 10:10 WIB
Rencana cadangan menghadapi masa suram
ILUSTRASI. Seorang demonstran memprotes pemerintahan Presiden Argentina Alberto Fernandez, pada Hari Kemerdekaan, di Buenos Aires, Argentina 9 Juli 2022. REUTERS/Agustin Marcarian


Reporter: Andri Indradie, Merlina M. Barbara | Editor: Tri Adi

Nurdin, 42 tahun, tak akan lupa perlakuan PT Holcim Indonesia Tbk terhadap dirinya, Jumat (8/5). Waktu itu, ia berangkat ke kantor seperti biasa. Ketika sampai di meja, password komputernya ternyata sudah berubah. Pria yang sudah bekerja 22 tahun 8 bulan dengan jabatan terakhir sebagai land management ini bingung, karena merasa tak pernah mengganti password.

Dua jam kemudian, manajemen Holcim memanggil Nurdin dan beberapa temannya. Betapa kagetnya dia karena pihak perusahaan tiba-tiba menyodorkan surat pemutusan hubungan kerja (PHK). “Kami cuma dikasih waktu dua hari untuk tandatangan dan diberikan kardus untuk merapikan barang-barang. Bahkan, waktu itu teman-teman sampai dikawal dari lantai 17 dan 12 sambil memegang kardus menuju bawah lalu distopkan taksi,” kenang dia.

Total ada 350 karyawan yang terkena PHK. Nurdin dan 349 temannya kecewa dengan cara perusahaan memutus hubungan kerja. Memang, sempat ada desas-desus akan ada perampingan karyawan beberapa hari sebelumnya. Namun, Nurdin dan korban PHK yang lain belum tahu siapa yang bakal terkena. “Tiba-tiba saja disuruh mengembalikan ID card (kartu karyawan) dan komputer kerja tidak bisa diakses meski data pribadi kami masih di sana,” imbuh Nurdin.

Padahal, Nurdin harus menanggung empat perut di rumah; istri dan tiga anak. Yang paling sulung 15 tahun, menderita hiperaktif alias attention deficit hyperactive disorder (ADHD). Anak keduanya masih duduk di bangku kelas dua sekolah dasar, sedang si bungsu baru mau masuk taman kanak-kanak.

Yang bikin dia makin puyeng, pesangon dari Holcim ternyata sudah habis untuk bayar utang dan tinggal tersisa untuk hidup setahun saja. Sisanya, uang pesangon untuk mudik pulang ke Garut, Jawa Barat. “Jujur, karena sangat mendadak, tidak ada persiapan lahir maupun batin menerima ini,” tuturnya.

Tapi, pihak Holcim mengklarifikasi. Terhadap karyawan-karyawan yang terdampak reorganisasi dan perampingan, sebelumnya sudah ada pembicaraan. Chief Executive Officer (CEO) dan Presiden Direktur Holcim Indonesia Gary Schutz mengatakan, perusahaan telah melakukan serangkaian komunikasi internal secara intensif sejak awal tahun.

Manajemen juga melibatkan berbagai level karyawan, termasuk serikat-serikat pekerja. “Sebelum akhirnya menawarkan program pensiun dini dan dilanjutkan dengan tawaran limited separation programme kepada karyawan yang terdampak,” tutur Gary.

Diah Sasanawati, Corporate Communications Manager Holcim Indonesia, menambahkan, hampir 100% karyawan yang kena dampak perampingan sudah menerima penawaran dan sudah menerima pembayaran “paketnya” pada akhir bulan Mei. “Di mana paket jauh di atas rata-rata Undang-Undang Tenaga Kerja,” terang Anna ke KONTAN, Rabu (3/6).

Lain Nurdin, lain lagi dengan Aeb Krisnandar, 37 tahun, dan Saefuddin, 36 tahun. Masing-masing adalah karyawan di Grup Hitachi dan Grup Astra. Meski nasibnya lebih baik ketimbang Nurdin, namun mereka juga sedang galau.


Bangun bisnis sendiri
Aeb bekerja di PT Hitachi Power System Indonesia (HPSI), salah satu dari 22 anak perusahaan Hitachi di Indonesia. Aeb was-was melihat masa depan perusahaanya. “Bisa dibilang galau. Karena, memang belum ada kepastian. Dari sisi produksi, orderan memang buruk,” cetus dia.

Senin (1/6), lanjut Aeb, presiden direktur perusahaan itu sudah menyampaikan: jika ke depan perusahaan tidak profit, maka kemungkinan perusahaan akan bangkrut, terutama di produk power system. Aeb memang tidak percaya begitu saja. Dia dan rekan-rekan serikat pekerja lantas meminta laporan keuangan perusahaan selama tiga tahun terakhir.

Sekarang, HPSI sudah menerapkan efisiensi di sisi jam kerja. Pertama, tidak ada lagi over time kerja. Kedua, jika dulu ada long shift, sekarang hanya short shift. Ketiga, pegawai ekspatriat yang tadinya tinggal di hotel di Jakarta, sekarang, sudah menghuni apartemen di Cikarang, Bekasi, tak jauh dari lokasi pabrik. Keempat, sudah ada dua orang pekerja dari Jepang yang dipulangkan ke negaranya oleh perusahaan.

Kondisi perusahaan yang sulit rupanya masih bisa dipahami ayah empat anak ini. Aeb yang juga Ketua Serikat Pekerja Hitachi Indonesia bilang, perusahaan sebenarnya sudah menawarkan berbagai program. Sebut saja, program pensiun dini. Baginya, tawaran perusahaan sejauh ini tidak masalah karena sifatnya masih sukarela. “Untuk pensiun dini, yang mau mengambil silakan. Yang mau lanjut kerja, juga silakan. Jadi sampai saat ini masih kondusif, sebenarnya,” tegas Aeb.

Namun, serikat pekerja Hitachi di bawah pimpinannya tak menampik kemungkinan perusahaan asal Jepang itu bakal menerapkan rasionalisasi. Maksudnya, keputusan efisiensi yang sampai pada tahap mengurangi jumlah karyawan.

Kemungkinan besar, rasionalisasi akan dieksekusi akhir tahun ini. Apalagi, pasar dan situasi ekonomi memang menunjukkan tanda-tanda yang kurang mendukung.

Cuma, selain empat hal di atas tadi, perusahaan juga sudah punya program khusus bagi karyawan yang sudah bekerja di atas 10 tahun namun memiliki kinerja buruk. Program yang terakhir ini merupakan kesepakatan antara perusahaan dan serikat pekerja. Bagi pekerja yang terjaring program ini, akan segera dipanggil lalu diikutkan seminar finansial dan kewirausahaan.

Setelah itu, ada opsi juga untuk mengirim pekerja tadi ke perusahaan vendor Grup Hitachi di Indonesia. Harap dicatat, ini dikirim ke perusahaan vendor alias bukan ke anak perusahaan yang masih satu grup dengan Hitachi, lo. Atau, bisa juga melalui agen tenaga kerja legal untuk membantu menyalurkan pekerja yang kinerjanya kurang tersebut.

Yang menarik, Aeb dan rekan-rekan pegawai di tempatnya bekerja ternyata punya pendapatan tambahan di luar kantor. Kebanyakan dari mereka punya bisnis sendiri alias berdagang. Ini sisi positif perusahaan yang mendukung karyawannya mempunyai semangat kewirausahaan.

Aeb punya bisnis dagangan baju anak-anak yang dia jalankan tiga tahun terakhir. Aeb menjual baju anak bergambar tokoh-tokoh Marvel. Jadi, saat  over time ditiadakan seperti sekarang, dia masih punya kegiatan produktif. Dulu, kata Aeb, banyak teman kerjanya yang sangat bergantung pada pendapatan over time. “Kini, sudah banyak karyawan yang berusaha mencari bisnis sampingan,” ujar Aeb.

Demikian juga Udin, sapaan Saefuddin. PT Astra Honda Motor (AHM) tempatnya bekerja mengurangi jam kerja hari Sabtu dan Minggu. Biasanya, jam lembur alias over time hasilnya lumayan untuk penghasilan tambahan. Dibantu istri, Udin punya bengkel. Prinsipnya, kata dia, sebagai karyawan harus selalu jaga-jaga. Jangan sampai tak punya back-up.

Sampai kini, AHM belum merumahkan karyawan. Cuma, karena penjualan motor anjlok, produksi hari Sabtu dan Minggu ditiadakan. Bulan Januari–April 2015, penjualan AHM turun 21% dibandingkan dengan 2014 atau merosot dari 2,71 juta jadi 2,14 juta sepeda  motor.

Nurdin? Dia masih akan terus berjuang.    

Laporan Utama
Mingguan Kontan No. 37-XIX, 2015

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×