Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat
Riris menyarankan, jika pemerintah menunggu vaksin maka harus dilakukan upaya menjaga agar transmisi penularannya tidak meningkat terus. Hal tersebut dilakukan agar penambahan kasus positif semakin sedikit.
“Penularan pasti akan terjadi tetapi adalah seberapa jauh kita bisa mengendalikan atau menurunkan penularan tersebut,” ucap dia.
Lebih lanjut, terkait penerapan jam malam di sejumlah daerah, Riris menilai, kebijakan ini tidak berdampak besar untuk mengendalikan penularan corona. Ketimbang menerapkan jam malam, lebih baik proporsi orang bergerak yang harus dibatasi.
Baca Juga: Riset terbaru: Masker tidak mempengaruhi paru-paru, virus hidup di kulit selama 9 jam
Selain itu, Riris mengatakan, penerapan pembatasan sosial berskala mikro akan efektif jika penularannya sudah terkendali. Artinya penularannya tidak meluas di populasi.
Akan tetapi jika penularannya sudah meluas, positivity rate meningkat, tidak diketahui lagi siapa tertular siapa dan dimana tertularnya, maka itu indikasi penularan meluas.
Jika penularannya saja sudah meluas dan pergerakan dibatasi secara mikro, transmisi bisa tetap terjadi.
“Itu bisa dilakukan di awal – awal pandemi atau ketika kemudian kasus kasus penularan di masyarakat tidak meluas, baru masuk akal,” tutur Riris.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Selanjutnya: Cegah penyebaran corona, pilih masker yang tepat sesuai situasi yang dihadapi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News