Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengelolaan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tidaklah mudah.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian keuangan (Kemenkeu) Isa Rachmatawarta bilang, selama ini realisasi PNBP selalu naik turun setiap tahunnya. Sehingga pemerintah merasa kesulitan dalam membuat proyeksi penerimaan dan estimasi PNBP, bahkan dalam satu tahun sekalipun.
“(Realisasi PNBP dari tahun ke tahun) turun naik turun, ini karakter pertama dari PNBP yaitu fluktuasinya sangat tinggi, Sehingga mengelolanya juga tidak mudah,” tutur Isa dalam media briefing, Selasa (21/3).
Baca Juga: Harga Komoditas Meredup, Realisasi PNBP Kemungkinan Akan Melandai
Sebagai informasi, realisasi PNBP dalam enam tahun terakhir diantaranya, pada 2017 sebesar Rp 311,2 triliun, kemudian meningkat pada 2018 sebesar Rp 409,3 triliun, namun turun tipis pada 2019 yakni Rp 409 triliun. Kemudian kembali turun pada 2020 yakni sebesar Rp 343,8 triliun.
Selanjutnya, realisasi PNBP pada 2021 kembali meningkat yaki sebesar Rp 458,5 triliun, kemudian meningkat kembali pada 2022 yakni sebesar Rp 588,3 triliun. Meski realisasi PNBP pada 2022 meningkat, pemerintah menurunkan target PNBP tahun ini yakni sebesar Rp 441,4 trilun.
Fluktuasi pertumbuhan PNBP utamanya dipengaruhi perkembangan harga komoditas minyak mentah, mineral dan batubara, serta crude plam oil (CPO). Adapun penurunan target PNBP tahun ini dipengaruhi proyeksi fluktuasi harga komoditas yang turun dibandingkan tahun ini.
Meski realsiasinya naik turun, Isa mengatakan, terdapat celah realisasi PNBP ke depannya akan stabil bahkan meningkat. Ini bisa dilakukan jika bisa memelihara besik sumber penenrimaan PNBP itu sendiri.
“Atau bisa juga kita rajin menggali potensinya, tren untuk meningkat itu ada. Inilah yang seharusnya kita kelola dengan lebih baik lagi,” kata Isa.
Isa juga menilai rasio PNBP terhadap produk domestik bruto (PDB) sebenarnya perlahan meningkat. Secara rinci rasio PNBP pada 2017 adalah 2,29% terhadap PDB, kemudian pada 2018 2,76% dari PDB. Lalu, tahun 2019 sebesar 2,55% dari PDB, 2020 sebesar 2,23% dari PDB, pada 2021 sebesar 2,70% dari PDB
Kemudian pada tahun 2022 sebesar 3,32% dari PDB, dan target PNBP 2023 sebesar 2,10% dari PDB.
“Ini artinya kita harus optimistis, kita harus percaya kalo kelola dengan baik tren ini kita bisa pelihara, dan mungkin kemiringannya bisa kita tingkatkan. Artinya percepatan pertumbuhannya akan kita rasakan, walau dari tahun ke tahun akan kita liat fluktuasinya,” imbuh Isa.
Baca Juga: Realisasi Penerimaan PPN Dalam Negeri Melonjak 121,3% hingga Februari
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News