Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun 2019. Pencapaian tersebut berlangsung di tengah penerimaan dari Sumber Daya Alam (SDA) Minyak dan Gas (Migas) turun.
Berdasarkan data Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2019, realisasi PNBN tercatat sebesar Rp 405 triliun. Angka tersebut melejit 107,1% dari target akhir tahun lalu. Tetapi pada periode sama, realisasi PNBP SDA Migas tercatat sebesar Rp 120,4 triliun lebih rendah tahun sebelumnya, yang mencapai Rp 142,8 triliun.
Baca Juga: Pelebaran defisit anggaran membayangi APBN 2020
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, ada sejumlah sentimen telah mempengaruhi penerimaan PNBP SDA Migas sepanjang tahun lalu. Seperti sejumlah asumsi perkembangan makro yang telah ditetapkan nyatanya meleset dari sasaran.
Pertama, harga rata-rata Indonesia Crude Price (ICP) sepanjang 2019 yang hanya US$ 62 per barel atau di bawah prediksi APBN yakni US$ 70 per barel. Angka ini juga lebih rendah dari 2018 yang mencapai US$ 67,5 per barel
Kedua,kinerja lifting minyak du tahun lalu tercatat lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun lalu, lifting minyak mentah sebanyak 754 MBOPD, atau lebih mini dari 2018 yang sebesar 778 MBOPD. Sementara dalam APBN sebanyak 775 MBOPD.
Ketiga, nilai tukar rupiah yang berhasil menguat di atas prediksi. Pada 2019, nilai tukar rupiah secara rata-rata sebesar Rp 14.150 per dolar Amerika Serikat (AS). Angka ini lebih kuat daripada yang ditargetkan pemerintah di level Rp 15.000 per dollar AS, pun bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya dengan pencapaian Rp 14.247 per dollar AS.
Meski demikian, realisasi PNBP masih tertolong oleh pos penerimaan lainnya. Realisasi PNBP SDA non-Migas mencatat penerimaan sebesar Rp 284,6 triliun atau tumbuh 6,75% secara year on year (yoy).
Selanjutnya, dari Kekayaan Negara Dipisahkan (KND) sebesar Rp 80,7 triliun di atas target APBN senilai Rp 45,5 triliun. Adapun di dalamnya terdapat sumbangsih surplus Bank Indonesia (BI) yang mencapai Rp 30,09 triliun.
Baca Juga: Perekonomian 2020 diproyeksi lebih baik, Sri Mulyani tetap waspada
"PNBP Kementerian/Lembaga (K/L) juga memberikan kontribusi yang cukup besar untuk menjaga pencapaian PNBP seperti pendapatan administrasu dan penegakan hukum, jasa trasportasi, komunikasi dan informasi serta pendapatan premium obligasi," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN 2019, Selasa (7/1).
Sebagai informasi saja secara umum, meski telah melampaui target, realisasi PNBP sebenarnya lebih rendah dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya, yang mencapai Rp 409,3 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News