Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, sampai dengan 28 April 2020 pemerintah telah mencairkan dana untuk program kartu prakerja sebanyak Rp 1,62 triliun untuk 456.265 peserta.
Dana tersebut dicairkan melalui dua tahap. Pencairan pertama bagi peserta batch I, dilakukan dua kali pada 21 April dengan alokasi senilai Rp 37,38 miliar untuk 10.524 peserta, serta Rp 559,43 miliar untuk 157.387 peserta.
Baca Juga: Kemenkeu tunda penyaluran DAU ke 353 daerah, apa penyebabnya?
Pencairan kedua, dilakukan pada tanggal 28 April 2020 sebesar Rp 1,02 triliun untuk 288.154 peserta batch II.
"Pada program prakerja yang sudah mencoba untuk melamar sebanyak 9,4 juta orang. Untuk 45 ribu peserta gelombang I yang sudah menyelesaikan pelatihan, akan menjadi bahan evaluasi bagi project management office (PMO) dalam melakukan perbaikan dari kapasitas pelatihan," ujar Menkeu Sri Mulyani dalam konferensi pers virtual, Jumat (8/5).
Tak hanya itu, Sri mengatakan berbagai pandangan masyarakat mengenai program ini pasti juga akan menjadi pertimbangan pemerintah untuk terus melakukan perbaikan.
Kemudian, Kemenkeu mencatat harga pelatihan termurah pada program prakerja ini sebesar Rp 24 ribu dan dibeli oleh 24 orang. Harga pelatihan termahal sebesar Rp 1 juta dibeli 22 ribu orang.
Baca Juga: Ini kata Sri Mulyani soal timeline pemulihan ekonomi mulai bulan Juni
Pelatihan yang paling diminati oleh peserta program prakerja ini adalah bahasa Inggris, berupa grammar dan TOEFL yang dibeli oleh 6.834 orang. Untuk pembayaran insentif panca pelatihan sendiri, direncanakan akan mulai dilakukan pada bulan Mei ini.
"Di dalam program kartu prakerja ini, Presiden sudah menginstruksikan agar mereka yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan akan diprioritaskan pada seleksi di batch-batch selanjutnya," kata Sri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News