kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.940.000   35.000   1,84%
  • USD/IDR 16.295   40,00   0,25%
  • IDX 7.045   -20,25   -0,29%
  • KOMPAS100 1.022   -2,15   -0,21%
  • LQ45 795   -1,03   -0,13%
  • ISSI 224   -0,62   -0,28%
  • IDX30 416   -0,26   -0,06%
  • IDXHIDIV20 491   -2,15   -0,44%
  • IDX80 115   -0,14   -0,12%
  • IDXV30 118   -0,37   -0,31%
  • IDXQ30 136   -0,37   -0,27%

Realisasi Investasi Sampai September Rp 139 Triliun


Selasa, 04 November 2008 / 07:56 WIB
Realisasi Investasi Sampai September Rp 139 Triliun


Reporter: Uji Agung Santosa |

JAKARTA. Realisasi penanaman modal sepanjang Januari-September 2008 telah mencapai Rp 139 triliun. Angka ini naik 26% dibanding realisasi dalam periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 109,74 triliun. Capaian ini merupakan rekor pertama tingkat realisasi investasi selama 10 tahun terakhir.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Muhammad Lutfi mengatakan jika dihitung berdasarkan nilai kurs Rp 9.000 per US$, maka realisasi investasi sepanjang periode tersebut telah memenuhi target pencapaian investasi sepanjang tahun 2008 sebesar US$ 15 miliar.

Ia mengatakan. realisasi investasi sebagian besar disumbangkan kegiatan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 124,2 triliun. Realisasi investasi PMA ini naik lebih dari 61% dibanding periode Januari-September 2007 sekitar Rp 77 triliun. Namun, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) justru melorot 54,4% , dari Rp 32,8 triliun menjadi di bawah Rp 15 triliun.

Berdasarkan asal negara investor, realisasi investasi PMA terbesar disumbangkan Mauritius senilai US$ 6,476 miliar, Singapura US$ 1,421 miliar, Jepang US$ 1,102 miliar, Inggris USS 329 juta, dan Malaysia US$ 267 juta.

Secara sektoral, bidang usaha yang dibidik PMA antara lain seperti sektor telekomunikasi, elektronika, industri kendaraan bermotor, kimia dan farmasi, serta perdagangan. Sedang kegiatan investasi PMDN lebih memilih sektor industri makanan, logam, tanaman pangan, konstruksi dan perdagangan.

Lutfi menduga kecenderungan penurunan PMDN dan lonjakan PMA disebabkan adanya peralihan penggunaan badan usaha asing oleh investor dalam negeri ketika masuk ke Indonesia. "Itu didorong oleh minat pemanfaatan tingginya fasilitas investasi bagi investor asing," katanya. Badan hukum asing memiliki rekayasa perpajakannya lebih kompetitif dibanding kalau harus berbadan hukum dalam negeri.

Sementara itu Deputi Menko Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan Edy Putra Irawadi mengakui, hingga akhir September kemarin realisasi investasi PMDN terus melorot dibanding PMA yang terus melonjak. Menurutnya, PMDN sangat rentan terhadap gejolak perekonomian. "PMDN selalu mencari kondisi aman dengan sektor yang dimasuki seperti sektor makanan, perdagangan, dan perkebunan. Beda dengan PMA yang masuk ke desk teknologi, berbasis pengetahuan, sehingga cenderung sustain dan internationally," katanya di Jakarta, kemarin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×