Reporter: Hans Henricus B | Editor: Test Test
CIBITUNG. Meski PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) mulai mengurangi aksinya dalam berinvestasi, pemerintah justru mendesak perusahaan jasa layanan jaminan sosial pelat merah itu berinvestasi di sektor riil seperti perumahan untuk para buruh.
Wakil Presiden (wapres) Jusuf Kalla mengatakan para buruh telah membayar premi asuransi pada Jamsostek, namun dana-dana yang terkumpul itu lebih banyak mengalir ke dalam investasi portofolio seperti saham dengan potensi kerugian cukup besar. "Jangan bangga banyak likuiditas, likuiditas bisa habis. Tapi kalau bikin perumahan buruh, uang yang banyak itu bisa lebih bermanfaat," ujar Jusuf Kalla saat meninjau Kawasan Industri MM 2100 di Cibitung, Minggu (2/11).
Makanya, lanjut Wapres, sudah saatnya Jamsostek mulai mengarahkan investasinya pada pengembangan infrastruktur seperti perumahan buruh. "Jamsostek banyak uang tapi diharapkan banyak aset bukan banyak uang saja," imbuhnya.
Selain itu itu, Kalla juga meminta pengelola Kawasan Industri menjalin kerjasama dengan Jamsostek dalam mengembangkan perumahan bagi buruh. Kalla mengingatkan pembangunan pemukiman untuk buruh adalah wujud perusahaan menjalankan Corporate Social Responsibility (CSR) selain memberikan upah yang layak sesuai dengan standar upah minimum regional yang ditetapkan pemerintah.
Menurut wapres pembangunan pemukiman yang dekat maupun berada di lokasi kawasan industri justru meringankan beban ekonomi para buruh. Pemukiman itu, lanjut wapres, bisa berupa perumahan atau rumah susun yang dijamin oleh industri saya mau semua buruh tinggal di perumahan buruh atau rusunawa yang dijamin oleh industri.
Dalam kunjungan itu wapres sempat menantang para pengusaha yang beroperasi di kawasan industri MM 2100 agar menjalin kerjasama dengan Jamsostek untuk mencari lahan dan mendirikan pemukiman bagi buruh yang bekerja di sana. "Tolong bikin rencana kerjasama dengan Jamsostek, dua minggu lagi tandatangan perjanjian," tantang JK.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News