Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) optimistis realisasi investasi di kuartal II 2022 akan jauh meningkat dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, bahkan dari periode yang sama tahun lalu.
Wakil Ketua Umum Kadin Koordinator Bidang Maritim, Investasi, dan Luar Negeri Shinta Khamdani mengungkapkan, peningkatan tersebut didorong karena adanya penguatan normalisasi kegiatan ekonomi atau transisi endemi di Indonesia.
“Pertumbuhannya mungkin bisa mencapai 15-20% dibandingkan kuartal I 2022, juga lebih dr 20% secara tahunan (year on year/yoy),” tutur Shinta saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (19/7).
Secara umum, Dia memproyeksikan penerimaan investasi baik dari sisi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) masih cukup kuat untuk mencapai target investasi pemerintah.
Baca Juga: Kenaikan Ekspor Juni 2022 Topang Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal II
“Tapi kita perlu lihat apakah hingga kuartal II 2022 bisa mencapai 50% dari yang ditargetkan pemerintah untuk tahun ini atau tidak,” jelasnya.
Adapun Shinta mengatakan realisasi investasi ini masih akan didominasi oleh PMA dan PMDN. Ini karena beberapa faktor seperti kecenderungan PMA yang berinvestasi di di sektor-sektor padat modal.
Misalnya seperti sektor pertambangan dan hilirisasi produk tambang yang saat ini sedang booming alias banyak diminati, karena pengaruh harga komoditas di pasar global dan pengaruh pelemahan rupiah.
Menurutnya faktor pelemahan rupiah tersebut justru membuat pelaku usaha nasional memutuskan untuk melakukan ekspansi usaha yang sifatnya padat modal atau memerlukan impor barang modal seperti di sektor manufaktur.
Sehingga, lanjutnya investasi PDMN saat ini cenderung lebih banyak dilakukan di sektor jasa padat karya dari pada di sektor padat modal. Sektor jasa yang paling akan berperan adalah di sektor telekomunikasi, sektor transportasi, perumahan dan bahkan sektor pariwisata.
“Sektor pariwisata ini karena permintaannya sedang pulih sepanjang kuartal II seiring dengan relaksasi restriksi perjalanan atau travel di dalam negeri maupun luar negeri,” imbuhnya.
Baca Juga: Tingkat Kemiskinan Turun, APBN akan Terus Jadi Peredam Guncangan
Dihubungi secara terpisah, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti mengatakan, aliran investasi di kuartal II ini akan didominasi oleh industry logam dasar serta barang logam bukan mesin dan peralatannya. Kemudian, akan juga didominasi oleh sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi.
“Hal ini karena pemerintah sedang gencar membangun infrastruktur,” tutur Ester.
Menurutnya realisasi investasi akan bergantung pada kondisi ekonomi global, utamanya karena dampak dari geopolitik Rusia dan Ukraina. Namun jika pemerintah memberikan penawaran bagus, Ia memperkirakan investor akan tetap berinvestasi ke Indonesia meskipun kondisi ekonomi global sedang tidak baik.
Oleh karena itu, menurutnya diperlukan adanya perbaikan iklim investasi, terutama perijinan untuk memulai bisnis dan berbagai insentif di sektor yang diminati.
Sebagai informasi, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi pada kuartal I 2022 mencapai Rp 282,4 triliun, tumbuh 28,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 219,7 triliun. Pertumbuhan realisasi investasi ini juga mencatatkan rekor tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News