kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Razia alat penguat sinyal seluler tidak efektif


Senin, 23 Juni 2014 / 16:06 WIB
Razia alat penguat sinyal seluler tidak efektif
ILUSTRASI. Google Digugat Karena Dugaan Monopoli Bisnis Iklan Digital di AS


Reporter: Agus Triyono | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Razia alat penguat sinyal seluler alias repeater tidak efektif. Budi Setiawan, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat dan Pos Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika mengatakan, pihaknya dan kepolisian baru bisa menjaring lima penjual repeater saja.

Menurut Budi, salah satu penyebab kurang maksimalnya razia yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama pihak kepolisian adalah personil. Seperti diketahui pemerintah beberapa waktu lalu menggandeng Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri untuk merazia penjual alat penguat sinyal seluler alias repeater.

Budi beralasan, jumlah personil yang dilibatkan dalam razia tersebut sedikit. “Dengan personil yang terbatas tersebut, kami banyak mengandalkan bantuan laporan dari masyarakat,” katanya kepada KONTAN Senin (23/6). Pemerintah bersama dengan kepolisian saat ini tengah gencar merazia penjual repeater. Razia tersebut dilakukan karena mereka menganggap bahwa penjualan repeater secara bebas tersebut mengganggu, khususnya bagi pelayanan operator seluler.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×